TIMIKA | Kepolisian Mimika, Papua mengajak seluruh lapisan masyarakat ikut terlibat dalam deteksi dini keberadaan warga baru/asing dilingkungan pemukiman masing-masing.
Hal ini disampaikan Kapolres Mimika AKBP Agung Marlianto, saat upacara dalam rangka Operasi Ketupat Matoa 2018 yang dilaksanakan di Lapangan Timika Indah, Distrik Mimika Baru, Rabu (6/6).
“Pesan Kapolri bahwa salah satu yang menjadi sasaran dalam Operasi Ketupat seluruh Indonesia adalah tindak pidana khusus Terorime. Ini harus terus dipantau apalagi di Timika,” ungkap Kapolres.
Lanjut dia, tidak ada satu ajaran agama manapun yang mengajarkan manusia melakukan kejahatan kepada manusia lainnya untuk masuk surga. Ia menegaskan, terorisme bukan representasi dari ajaran manapun.
“Kita tidak takut. Kita harus lawan. Kami TNI/Polri tidak bisa sendiri, harus ada keterlibatan masyarakat untuk mendektesi sejak dini komunitas atau perkumpulan yang mencurigakan. Mengajarkan paham/ideologi yang sifatnya ortodok sektoral. Memberikan pengajaran yang salah yang melawan negara yang sah,” jelasnya.
Ia menambahkan, dengan disahkannya Undang-undang Terorisme yang baru, memberikan kewenangan lebih untuk aparat keamanan melakukan upaya pencegahan dan penindakan terhadap pelaku tindak pidana terorisme.
“Mereka-mereka ini saudara kita, tapi memiliki ideologi yang berbeda karena ajaran yang sesat. Bagaimanapun tindak pidana terorisme adalah kejahatan kemanusiaan dan ini harus kita lawan,” tegasnya. (Batt/SP)
Tinggalkan Balasan