Ini Penjelasan Kodam Cenderawasih Soal Penyanderaan Anggota TNI di Distrik Yambi 

Ini Penjelasan Kodam Cenderawasih Soal Penyanderaan Anggota TNI di Distrik Yambi 
Kolonel Inf Muhammad Aidi

TIMIKA | Kepala Penerangan Kodam XVII/ Cenderawasih, Papua Kolonel Inf Muhammad Aidi membantah adanya penyanderaan anggota TNI dan istrinya oleh Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) di Distrik Yambi, Kabupaten Puncak Jaya, Papua. 

 

Kolonel Aidi mengatakan, Pratu Darius yang diklaim KKSB tengah disandera bersama istrinya merupakan prajurit TNI dari Yonif 753/AVT Nabire yang kabur meninggalkan tugas kemiliteran (desersi), bukan menghilang karena disandera KKSB. 

 

“Jadi informasi itu tidak benar, hoax. Pratu Darius asal Pegunungan Bintang tersebut sebenarnya desersi meninggalkan satuan dan kabur bersama pacarnya bernama Mega,” kata Aidi saat dikonfirmasi dari Timika, Senin (18/6). 

 

Mantan Dandim Puncak Jaya itu  sebelumnya sempat menduga jika yang bersangkutan telah bergabung dengan kelompok KKSB di wilayah Yambi, Puncak Jaya, begitu melarikan diri dari satuan TNI AD beberapa waktu lalu. 

 

“Namun setelah diselidiki, yang bersangkutan tidak ada bergabung dengan KKSB maupun informasi penyanderaan itu ternyata tidak ada,” jelas Aidi. 

 

Pada Sabtu (16/6) siang sempat terjadi kontak tembak antara konvoi patroli TNI dengan KKSB di Kampung Tirineri, Distrik Yambi, Kabupaten Puncak Jaya. Tiga anggota TNI dilaporkan mengalami luka tembak dalam insiden tersebut. 

 

Gabungan Satgas Yonif 751 Sentani, Yonif 753 Nabire dan Kodim 1714/ Puncak Jaya dipimpin Kasdim 1714/ Puncak Jaya Mayor Inf Dwi Saorjono terlibat kontak tembak dengan kelompok KKSB diduga pimpinan Lery Mayu Telenggen.

 

Konvoi pasukan TNI dari Satgas Pam Rahwan yang diikuti Satgas Bantuan 16 Kopassus menggunakan tiga unit kendaraan, berangkat menuju Distrik Yambi untuk melaksanakan patroli dan monitoring wilayah pada hari raya Idul Fitri. 

 

Setibanya di Kampung Tirineri, pasukan TNI sempat berkomunikasi dengan beberapa warga masyarakat setempat terkait situasi keamanan. Setelah itu konvoi hendak kembali ke Mulia, ibu kota Puncak Jaya. 

 

Namun saat dalam perjalanan tidak jauh setelah meninggalkan lokasi kampung tersebut, kendaraan pertama yang berada paling depan milik pasukan TNI dari Satgas Pam Rahwan Yonif 753 tiba-tiba diberondong tembakan dari ketinggian.  

 

Tiga anggota TNI terluka dalam insiden itu, yakni Praka Supriyanto mengalami luka tembak dibagian paha kiri dan kanan, Pratu Bedjo Susilo luka tembak di bagian paha kanan dan Pratu Reinaldy luka tembak pada paha kiri. Sementara dua anggota lainnya mengalami luka akibat serpihan kaca kendaraan.

 

Kolonel Aidi mengatakan, kondisi para korban saat ini dinyatakan sudah mulai membaik setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mulia, Puncak Jaya. 

 

Aidi memastikan situasi di wilayah itu masih tetap kondusif. Pengejaran terhadap KKSB diduga pimpinan Lekagak Telenggen yang bermarkas di Kampung Kumagi, Distrik Yambi tersebut sementara belum dilakukan.  

 

“Situasi masih kondusif, aktivitas masyarakat normal seperti biasa. Belum ada (pengejaran) kita masih melaksanakan pengamanan sambil menghimpun data dan mengevaluasi kejadian kemarin,” jelasnya.

 

Adapun dalam struktur organisasi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), Lekagak Telenggen merupakan Panglima Komando Operasi yang berpangkat Mayor Jenderal (Mayjen).  

 

Sementara Lery Mayu Telenggen diduga merupakan bagian dari kelompok Lekagak Telenggen yang belakangan memimpin serangan teror penembakan terhadap aparat keamanan di wilayah Puncak Jaya. (rum/SP)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *