Kini, Kampung Waras dan Yawas di Asmat Terhubung Jembatan

Kini, Kampung Waras dan Yawas di Asmat Terhubung Jembatan
Bupati Asmat Elisa Kambu ketika foto bersama di atas jembatan gantung penghubung Kampung Yawas dan Waras, Distrik Fayit.

ASMAT I Basiem merupakan Ibu Kota Distrik Fayit, Kabupaten Asmat yang memiliki  kampung, yaitu Kampung Waras dan Yawas. Kedua kampung ini terpisahkan oleh kali yang lebarnya kurang lebih 50 meter. 

 

Dulunya masyarakat setempat di dua kampung itu bila berinteraksi harus menggunakan perahu. Namun kini mereka sudah bisa berjalan kaki saja. Pasalnya, pada Senin (5/3) lalu, Bupati Asmat Elisa Kambu, S.Sos telah meresmikan jembatan gantung penghubung antar kedua kampung tersebut. 

 

Peresmian jembatan ini disaksikan masyarakat setempat, serta pejabat TNI-Polri dan Kepala Distrik Fayit  Antonius Orem, S.Sos. 

 

Bupati mengatakan,  jembatan tersebut milik Kampung Yawas dan Waras, tetapi juga milik bersama bagi orang lain yang akan menggunakannya. 

 

“Itu sebabnya saya minta khususnya kedua kampung agar bertanggung jawab menjaga dan memelihara jembatan ini bersama-sama. Tidak dibenarkan untuk siapa saja mengambil material jembatan ini,” pesan bupati. 

 

Dengan adanya jembatan gantung ini, bupati mengharapkan tingkat kehadiran anak ke sekolah yang letaknya di Kampung Waras tidak terganggu. Sebab, mereka dapat dengan leluasa menyeberang dan tidak harus menggunakan perahu lagi seperti sebelumnya. 

 

“Jadi anak-anak yang mau ke sekolah tidak perlu lagi naik perahu,” kata bupati. 

 

Dijelaskan bupati, pembangunan jembatan gantung ini dilakukan oleh Tim Ekspedisi NKRI Koridor Papua Selatan. Pipa yang digunakan didatangkan dari Negara Argentina. Pipa ini biasanya digunakan untuk pengeboran minyak. 

 

Atas nama Pemkab Asmat dan masyarakat, bupati memberikan apresiasinya kepada Tim Ekspedisi NKRI Koridor Papua Selatan yang telah peduli membangun jembatan gantung penghubung kedua kampung tersebut. 

 

“Atas nama Pemerintah Kabupaten Asmat dan masyarakat, kami ucapkan terima kasih kami setulus-tulusnya kepada Tim Ekspedisi NKRI Koridor Papua Selatan yang sudah membangun jembatan ini bersama masyarakat,” ucap bupati. 

 

Sementara itu, Sutana Juhana yang merupakan pendamping pembangunan jembatan ini menjelaskan, pembangunan jembatan gantung ini sudah dilakukan sejak Januari lalu, yang diawali dengan pengecoran. 

 

Jembatan gantung yang dibangun ini, menurut Sutana, pertama di Papua dan ke 81 di Indonesia. 

 

Jembatan ini dibangun bersama-sama masyarakat setempat. Mulai dari penggalian hingga pengecoran. 

 

”Jadi, kalau ada yang tanya siapa yang bangun jembatan ini,  kami sendiri yang bangun Kampung Waras dan Yawas,” pesannya saat memberikan sepatah dua kata. 

 

Diakui, dari sisi tenaga dibangun secara swadaya bersama masyarakat. Sedangkan dari sisi material berupa baja didatangkan dari Tim Ekspedisi NKRI Koridor Papua Selatan dan didukung transportasi oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Asmat.

 

Diperkiarakan jembatan gantung ini akan tetap kokoh hingga 20 bahkan 30 tahun kedepan, asalkan tetap dirawat dengan baik. 

 

“Tap tahun harus dilakukan pengecetan dan khusus baut-bautnya harus dijaga dengan baik. Tiap bulan juga dilakukan pengecekan apakah baut tetap terpasang dengan utuh,” pesan Sutana. (RAB/IPA/SP)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *