Jangan Lupa, Malam ini Terjadi Gerhana Bulan “Istimewa”

Jangan Lupa, Malam ini Terjadi Gerhana Bulan “Istimewa”
Ilustrasi

 

MANOKWARI | Gerhana bulan secara total yang akan terjadi Rabu (31/1) malam nanti dapat disaksikan masyarakat di wilayah Provinsi Papua dan Papua Barat.

 

Umat Muslim di Kabupaten Mimika akan menggelar shalat gerhana bulan berjamaah yang rencananya digelar pada pukul 19.30 WIT saat fenomena langkah ini terjadi. Shalat sunah dua rakaat tersebut akan dipusatkan di Masjid Babussalam, Kota Timika. 

 

Kepala Stasiun Geofisika Sorong Andri Wijaya Bidan dalam siaran pers, Rabu mengatakan “Super Blue Blood Moon” merupakan fenomena alam langka dan sangat spesial.

 

“Karena gerhana bulan “super moon” dan “blue moon” akan terjadi pada waktu yang sama yaitu pada nanti malam,” katanya.

 

Pihaknya akan melakukan pengamatan di Kota Sorong malam ini, dan masyarakat Papua Barat dapat mengamati puncak gerhana bulan total ini sekitar pukul 22:29,8 WIT.

 

Pihaknya memprakirakan kondisi cuaca pada 31 Januari umumnya pada pagi hari hingga sore hari cerah berawan. Pada malam hari Kota Sorong dan sekitarnya berpotensi terjadi hujan lokal.

 

Suhu udara berkisar antara 26:32 derajat celsius dengan kelembaban udara berkisar antara 65 persen:95 persen. Arah angin bertiup dari barat hingga utara dengan kecepatan 5:30 km/jam.

 

Ia menjelaskan, dampak dari fenomena ini akibat gaya grafitasi bulan dengan matahari, maka dihimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai tinggi pasang maksimum air laut mencapai 1,5 meter.

 

Pasang air laut ini akan memberi dampak terganggunya transportasi di sekitar pelabuhan dan pesisir, aktivitas petani garam dan perikanan darat, serta kegiatan bongkar muat di pelabuhan.

 

Selain itu, kata dia, Fenomena ini juga dapat mengakibatkan surut minimum mencapai -100-110 cm yang terjadi pada 30 Januari-1 Februari 2018 di Pesisir Sumatera Utara, Sumatera Barat, Selatan Lampung, utara Jakarta, utara Jawa Tengah, utara Jawa Timur, dan Kalimantan Barat.

 

“Fenomena langka ini tentunya sangat disayangkan bila dilewati begitu saja, mengingat periode terjadinya akan berulang lebih dari 100 tahun untuk wilayah Amerika,” katanya.

 

Di wilayah Indonesia, lanjutnya, fenomena ini dapat mengamati kembali pada 36 Tahun yang akan datang. (Ant/SP)

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *