TIMIKA | Warga Kampung Limau Asri (SP 5), Distrik Kuala Kencana, Kabupaten Mimika trauma terhadap kasus pembunuhan pasca seorang warga di wilayah itu tiba-tiba ditemukan tak bernyawa dengan belasan luka panah dan sayatan benda tajam, Senin (12/3).
Kapolsek Kuala Kencana AKP Junan Plitomo mengatakan, buntut dari kasus pembunuhan tersebut membuat warga sempat menutup akses Jalan Poros SP 5 – Distrik Iwaka hingga Selasa (13/3) pagi. Warga setempat khawatir sewaktu-waktu ada pelaku yang memasuki wilayah mereka dan kembali melakukan aksi serupa.
“Masyarakat memang sempat melakukan aksi tutup jalan. Alasannya, mereka takut jangan sampai ada kelompok atau pihak-pihak yang ingin menculik atau membunuh masyarakat di jalan terutama pada malam hari,” kata AKP Junan kepada Jurnalis seputarpapua.com di Timika, Selasa.
Untuk mencegah aksi kekerasan terulang, Junan telah memerintahkan personelnya untuk mengintensifkan patroli malam hari. Disamping itu, polisi mencegah kelompok massa dari wilayah Iwaka dan SP 5 bergabung di arena perang suku/adat di Distrik Kwamki Narama.
“Secara keseluruhan, wilayah SP 5 ke sana masih kondusif. Masyarakat setempat hanya takut dan khawatir kalau misalnya ada warganya diculik malam-malam atau dibunuh dan sebagainya. Makanya mereka berjaga-jaga, tapi kami imbau jangan sampai melakukan aksi-aksi tambahan,” kata Junan.
Adapun seorang pemuda bernama Minus Wamang (25) ditemukan tewas dalam kondisi penuh luka sayatan benda tajam dan luka anak panah tradisional di Jalan Poros Kampung Limau Asri, SP5, Distrik Iwaka, Senin (12/3) pagi.
Pembunuhan tersebut diduga merupakan buntut dari konflik antarkelompok warga di Kwamki Narama. Dimana pada hari yang sama, seorang warga juga ditemukan tewas bersimbah darah dengan luka mengenaskan di Check Point 28, perempatan jalan menuju Kwamki Narama – Bandara Mozes Kilangin Timika.
Tiga Warga Tewas
Selain dua korban tewas tersebut, hari berikutnya yaitu pada Selasa (13/3) seorang remaja 15 tahun bernama Ayu Telenggeng lagi-lagi tewas terbunuh saat berbelanja di kios panjang Kwamki Narama. Remaja itu menghembuskan nafas setelah diterjang anak panah tradisional di bagian lehernya.
Dalam dua hari beruntun tercatat sudah tiga nyawa melayang dengan sia-sia. Selain itu, seorang warga dikabarkan dalam kondisi kritis dan sejumlah lainnya luka-luka sementara menjalani perawatan medis di RSUD Mimika dan RSMM Caritas Timika.
Hingga kini, warga yang tergabung dalam tiga kelompok masih bersitegang di wilayah Kwamki Narama. Aparat gabungan TNI dan Polri diturunkan melakukan pengamanan di wilayah itu. (rum/SP)
Tinggalkan Balasan