Pemerintah Pusat Bangun Sekolah dan Rumah Sakit Banti yang Dibakar KKSB 

Pemerintah Pusat Bangun Sekolah dan Rumah Sakit Banti yang Dibakar KKSB 
Mendikbud Prof. Muhadjir Effendy meninjau langsung sekolah yang dibakar KKSB di Banti, Tembagapura, Selasa (24/4). (Foto: Istimewa)

TIMIKA | Pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama Kementerian Kesehatan memastikan akan menganggarkan sepenuhnya pembangunan sekolah dan rumah sakit yang dibakar Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) di Banti, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika pada 23 Maret 2018 lalu. 

 

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Prof. Muhadjir Effendy telah meninjau langsung kondisi gedung SD dan SMP Negeri Banti serta rumah sakit Waa Banti yang kini tinggal menyisahkan puing-puing sisa kebakaran. Mendikbud menuju kawasanan tersebut menggunakan helicopter milik TNI AD, Selasa (24/4) pagi.

 

“Untuk sekolah di Banti, tahun ini akan kita bangun kembali dengan dana sepenuhnya dari pusat. Tidak (dari PT Freeport Indonesia), kita usahakan bantuan langsung dari pemerintah pusat,” kata Menteri Effendy kepada wartawan di Bandara Mozes Kilangin Timika, Selasa. 

 

Kemendikbud, katanya, telah berkoordinasi dengan pihak Kementerian Kesehatan untuk sekaligus bersama-sama membangun kedua fasilitas pelayanan dasar kepada masyarakat itu. Sekolah dan rumah sakit tersebut rencananya akan dibangun di lokasi yang sama pasca pembakaran. 

 

“Kita akan bersinergi dengan kementerian kesehatan karena rumah sakitnya juga dibakar. Tadi, kemendikbud sudah kontak dengan kementerian kesehatan, kemudian ada kesepakatan agar nanti kita bangun bersama-sama. Nilai anggaran yang dibutuhkan belum kita hitung, tapi yang pasti seluruhnya dari pemerintah pusat,” tandasnya. 

 

Menurut Effendy, pembangunan sekolah dan rumah sakit tentu saja tak terlepas dari jaminan keamanan bila berkaca pada peristiwa yang lalu-lalu. Karena itu, kedua fasilitas ini akan dibangun bersamaan dengan pos pengamanan TNI-Polri, kemudian akan diisi dengan kekuatan personel yang lebih besar. 

 

Mendikbud Effendy akan berkoordinasi langsung dengan Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto untuk bersinergi dalam menyelenggarakan layanan pendidikan dengan kepastian jaminan keamanan. Baik terhadap keberlangsungan gedung yang dibangun, maupun jaminan keamanan tenaga pendidik yang ditempatkan di wilayah rawan tersebut. 

 

“Tentu saja kita tidak mungkin membangun tanpa ada jaminan keamanan. Nanti saya akan bicara langsung dengan Panglima TNI, kita bersinergi satu sama lain. Rencana kita akan membangun pos pengamanan yang lebih strategis, dengan personel yang lebih besar di tempat itu,” katanya. 

 

Effendy menambahkan, pembangunan gedung sekolah di Banti rencananya akan dilakukan dengan swakelola melalui partisipasi langsung dari masyarakat setempat. Pengerjaan pembangunan akan melibatkan langsung masyarakat, baik berupa tenaga maupun bahan-bahan bangunan yang bisa disediakan oleh masyarakat setempat. 

 

“Jika dana itu dari pemerintah dan mereka yang membangun, mereka tentu punya rasa memiliki. Sehingga kalau ada pihak-pihak tertentu yang punya niat tidak baik, merusak, apalagi membakar sekolah, merekalah yang pertama harus mempertahankan. Tidak mengandalkan aparat keamanan saja, tetapi justru warga masyarakat sendiri akan melindungi sekolah itu,” tuturnya. 

 

Untuk diketahui, gedung SD dan SMP Negeri Banti serta Rumah Sakit Waa Banti milik Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) dibakar KKSB pada 23 Maret 2018 lalu. Fasilitas itu dibakar dalam keadaan kosong pasca dilakukan evakuasi setelah KKSB menduduki wilayah pada November 2017. (rum/SP)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *