TIMIKA | Sialle (50), pendulang emas tradisional di Mile 37, area pembuangan tailing PT. Freeport Indonesia, tewas tersambar petir, Sabtu (4/1) sore.
Warga asal Desa Beroangin, Kecamatan Bangkala Barat, Kabupaten Jeneponto, itu tersambar petir dalam perjalanan dari lokasi pendulangan kembali ke camp.
Ketua Komunitas Pendulang di Mimika, Simon Rahanjaan mengatakan, saat itu korban bersama istri dan anaknya masih sempat melakukan aktivitas pendulangan.
Namun karena kondisi cuaca mulai mendung ditambah petir, mereka lalu memutuskan untuk kembali ke camp pendulang sekitar pukul 15.30 WIT.
"Kondisinya awan gelap, petir, tidak lama hujan lebat. Memang tidak memungkinkan untuk dulang," kata Simon.
Korban bersama istri dan anaknya ketika itu jalan beriringan. Posisi korban berada paling belakang dengan membawa wajan dan peralatan dulang lainnya.
Tiba-tiba petir menyambar korban. Tas ransel yang dibawa korban sampai putus. Kemudian, terdapat luka sambaran petir di kepala bagian belakang dan bahu.
"Korban tersambar petir saat baru saja bergegas kembali ke camp. Saat itu korban langsung jatuh tersungkur, kedua telinga mengeluarkan darah," kata Simon.
Beruntung, istri dan anaknya yang hanya berjarak sekitar 10 meter dari posisi korban tidak ikut tersambar petir.
"Anaknya langsung lari ke camp untuk memberi tahu rekan pendulang. Sementara istrinya menunggu korban di TKP," jelas Simon.
Korban bersama istrinya, Isa (49), dan seorang anaknya, Saruddin (13), sudah melakukan aktivitas pendulangan di area Freeport selama 9 bulan terakhir.
Korban meninggalkan 4 orang anak, 3 lainnya berada di kampung halaman, di Desa Beroangin, Kecamatan Bangkala Barat, Kabupaten Jeneponto, Sulsel.
Karena itu, Isa berencana akan membawa jenazah suami tercinta untuk dimakamkan di kampung halaman, mengingat dia tidak memiliki kerabat di Timika.
Saat ini jenazah korban sementara disemayamkan di RSUD Mimika setelah dievakuasi tim SAR gabungan dan tiba pada Sabtu malam.
"Terlibat melakukan evakuasi yaitu Kantor SAR, masyarakat, dan Security Freeport mengingat ini berada di area perusahaan," kata Syahril, Kasi Ops Kantor SAR Timika.
Syahril mengatakan, Tim SAR juga ikut membawa istri dan anak korban serta masyarakat pendulang untuk mengantar jenazah korban ke RSUD Mimika.
"Saat evakuasi, kondisi cuaca di lokasi kejadian masih hujan dan sesekali terjadi petir," jelas Syahril.
Reporter: Sevianto
Editor: Misba
Tinggalkan Balasan