Melce Diduga Tewas Dianiaya, Polisi Imbau Warga Tidak Terprovokasi

Melce Diduga Tewas Dianiaya, Polisi Imbau Warga Tidak Terprovokasi

TIMIKA | Warga Jalan Pepaya, Irigasi, Distrik Mimika Baru, Kabupaten Mimika, Melce Nimiange ditemukan tewas dengan kondisi terluka diduga bekas penganiayaan, Kamis (21/9/17) sore kemarin.

Kasat Reskrim Polres Mimika AKP Dionisius Vox Dei Paron Helan, SIK mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait motif dan pelaku dugaan tindak pidana penganiayaan yang menyebabkan korban meregang nyawa.

“Dugaan penganiayaan terhadap korban atasnama Melce Nimiange. Kasus ini masih dalam penyelidikan,”kata Dion saat dikonfirmasi, Kamis malam.

Atas kejadian tersebut, Dion meminta warga maupun pihak keluarga korban tetap menahan diri dan tidak mudah terprovokasi. Ia mengajak warga bekerjasama dengan polisi untuk segera mengungkap pelaku kasus ini.

“Jika ada informasi berkaitan dengan kasus ini, jangan takut dan sampaikan kepada kami kepolisian. Jangan mudah terprovokasi isu-isu,” imbuhnya.

Pihak keluarga korban di Kilometer 11, Kampung Kadun Jaya, Distrik Wania mengaku kaget atas kematian kerabat mereka Melce Nimiange secara tiba-tiba. Mereka pun belum mengetahui pasti penyebab korban meninggal dunia di kompleks Irigasi.

“Malam sekitar jam 19.00 WIT baru pihak keluarga tahu, kita juga kaget setelah mobil jenazah masuk di Kilo Meter 11 mengantar korban,” kata Pdt Moses Lokbere.

Selain itu, sebagian keluarga dan warga masyarakat di Kilometer 11 rupanya tidak mengetahui pasti Melce menetap dimana dan statusnya setelah bersama dengan seorang pria pasangannya.

“Kita belum tahu penyebab apa sampai korban meninggal, kita juga tidak tahu korban ini dimana, sudah menikah apa belum, kita keluarga juga kaget jenazah sudah ada,” ujar Moses.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, kematian korban diduga kuat berkaitan dengan masalah internal keluarga atau dengan suaminya. Meski begitu, polisi masih mendalami motif tersebut.

Adapun jenazah Melce Nimiange telah dikremasi (dibakar) oleh warga dan pihak keluarganya di Kilometer 11, Kamis (21/9) malam, dengan kawalan puluhan aparat kepolisian melakukan pengamanan.

Prosesi adat tersebut biasanya dilakukan pada jenazah yang ditemukan meninggal secara tidak wajar (dibunuh). Dengan duka mendalam, prosesi ini diiringi isak tangis keluarga pertanda mereka tidak menerima kematian korban. (rum/SP)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *