15 Siswa yang Kabur dari Kapal Akan Dipulangkan

15 Siswa yang Kabur dari Kapal Akan Dipulangkan
Suasana mediasi di Sekretariat KKJB, Jalan Budi Utomo. (Foto: Anya Fatma/SP)

TIMIKA | 15 siswa yang kabur dari KM Rafindo Jaya 01 dan Veru Ardhana 2 akan segera dipulangkan ke kampung halaman di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Keputusan kepulangan para siswa ini berdasarkan hasil mediasi yang dilakukan oleh Kerukunan Keluarga Jawa Bersatu (KKJB), SMK N 1 Temon, SMK N 2 Rembang dan para nahkoda kapal di Sekretariat KKJB, Jalan Budi Utomo, Minggu (12/1) malam.

"Pihak SMK 1 Temon, SMK N 2 Rembang dan pihak kapal akan menanggung biaya pemulangan 15 siswa dengan pesawat nanti tanggal 15 Januari," kata Penasehat Hukum KKJB, Teguh Sukma kepada Seputarpapua.com usai mediasi.

Selain memulangkan para siswa,  SMK 1 Temon juga menyepakati dan berjanji tidak akan ada tindakan diskriminasi dan intimidasi dari pihak sekolah ketika para siswa kembali.

Sementara untuk sertifikasi PKL bagi para siswa, pihak sekolah akan membicarakannya kembali dengan orang tua siswa.

"Jaminan sertifikasi PKL akan dibicarakan melibatkan org tua dan murid," lanjutnya.

Kepala SMK 1 Temon, Fauzi Rokhman dalam mediasi tersebut menjelaskan, para siswa yang melaksanakan PKL tersebut berasal dari jurusan Teknika Kapal Penangkap Ikan dan Nautika Kapal Penangkap Ikan. 

Akan tetapi, pihaknya tidak memiliki hubungan langsung untuk mencarikan kapal bagi para siswa, sehingga dipercayakan kepada SMK Negeri 2 Rembang.

"Jadi tanggung jawab sepenuhnya ke SMK 2 Rembang," katanya.

SMK N 2 Rembang juga telah menyampaikan poin-poin penting tentang apa saja yang perlu dipelajari para siswa selama melaksanakan PKL kepada pihak kapal. Terutama materi-materi yang telah diperoleh para siswa di sekolah asal.

"Jadi mereka itu diajarin menjaring ikan, sortir ikan, bagaimana cara penanganan ikan dan pekerjaan lainnya yang berkaitan dengan jurusan mereka," kata Kepala SMK N 2 Rembang, Darussalam.

Sementara untuk ke ruangan mesin kapal dan memegang setir kapal, tidak semua siswa diijinkan masuk. Dijelaskan, hal tersebut sangat berbahaya sehingga siswa-siswa tertentu dan dinilai mampu yang dibolehkan.

"Walaupun Teknika, yang dikasih masuk ke kamar mesin hanya 10an, karena itu berat. Dari Teknik Nautika dari 60 anak yang pegang setir hanya 20," jelasnya.

Sementara untuk laporan pelaksanaan PKL di sekolah, dijelaskan, biasanya menggunakan jurnal yang mana laporannya setiap siswa harus ditandangani oleh nahkoda kapal.

"Sekarang anak-anak ini kan pakai HP, jadi mereka disuruh buat video apa saja yang dikerjakan setiap hari di kapal," katanya.

Sebelumnya, sebanyak 15 siswa kelas XI dari SMK 1 Temon, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta yang melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di KM Rafindo Jaya 01 dan Veru Ardhana 2 terpaksa kabur dari kapal karena diperlakukan tidak manusiawi.

Mereka kabur saat kapal sandar di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Poumako, Timika,  Papua pada Selasa (7/1) lalu. Saat ini para siswa untuk sementara waktu ditampung di sekretariat KKJB.

 

Reporter: Anya Fatma
Editor: Batt

 

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *