Celana Dalam Ketat Tidak Baik Untuk Kesehatan?

Celana Dalam Ketat Tidak Baik Untuk Kesehatan?
Ilustrasi (Foto: Anya Fatma/SP)

TIMIKA | Pakaian merupakan kebutuhan primer setiap orang, tidak terkecuali pakaian dalam. Namun, selama ini apakah sudah benar dalam mengenakan pakaian dalam?

Pria maupun wanita terkadang tidak begitu memperhatikan ukuran celana dalam yang dikenakan. Asal sudah nyaman dan pas dengan lekuk tubuh, itu sudah dirasa cocok untuk dikenakan.

dr. Leo Pardede menyebut, sehat itu tidak ada hubungannya dengan celana dalam. Namun, penggunaan celana dalam yang ketat, tentu akan menggangu peredaran darah.

"Kecuali kalau celana dalamnya ketat ya akan menggangu peredaran darah," katanya saat ditemui di ruang kerjanya di RS Kasih Herlina, Timika, Rabu (22/1) lalu.

Katanya, jika celana dalam yang dikenakan tidak ketat atau longgar, akan membuat pembuluh darah tidak terjepit. Pembuluh darah itu sebaiknya leluasa.

"Kalau celana dalam longgar ya pembuluh darah tidak terjepit, itu bagus-bagus saja, tidak ada masalah. Pembuluh darah itu sebaiknya leluasa, dia mengalir," jelas dr. Leo.

Salah satu warga,  Dina mengaku awalnya mengenakan celana dalam yang ketat. Namun, karena merasa tidak nyaman kemudian Ia mengganti dengan celana dalam yang longgar. 

"Dulu pakai yang ketat tapi ada efek samping yang cukup buruk saya alami, jadi sekarang sudah pakai yang lebih longgar," katanya.

Dikutip dari doktersehat.com, Berikut adalah beberapa dampak buruk yang diberikan oleh celana dalam yang terlalu ketat.

Meskipun kurang dirasakan oleh banyak orang, celana dalam yang terlalu ketat sebenarnya membuat rasa yang tidak nyaman bagi area pinggang dan perut bawah. Pakar kesehatan bahkan menyebutkan jika celana dalam yang terlalu ketat bisa memicu naiknya asam lambung ke bagian kerongkongan.

Naiknya asam lambung ini tentu akan membuat rasa mual setelah mengkonsumsi makanan. Selain itu, celana dalam yang terlalu ketat juga berpotensi membuat peredaran menjadi terganggu, khususnya yang berada pada bagian pinggul. 

Sirkulasi darah yang berada dekat dengan selangkangan juga akan terganggu sehingga beresiko mengalami kesemutan, iritasi, atau bahkan mati rasa.

Dengan memakai celana dalam yang terlalu ketat, maka kita pun akan menambah resiko infeksi jamur, khususnya pada area organ vital. 

Keketatan celana dalam akan membuat area organ vital menjadi “kurang bernafas”, cenderung lebih panas, dan juga lebih lembab. Padahal kondisi inilah yang menjadi favorit jamur untuk berkembang dan pada akhirnya memicu infeksi. 

Selain itu, keketatan celana dalam juga membuat kain materialnya lebih sering bergesekan dengan kulit area organ vital, khususnya di saat berjalan. Jika gesekan ini terjadi cukup lama, maka area organ vital pun beresiko terkena masalah iritasi kulit dan lecet-lecet.

 

Reporter: Anya Fatma
Editor: Aditra

 

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *