TIMIKA | Lima Helikopter Bell dikerahkan untuk membantu proses evakuasi bangkai Helikopter MI-17 milik TNI AD yang jatuh sejak 28 Juni 2019 lalu.
Kelima armada tersebut pada Rabu (12/2) telah berada di Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang.
Komandan Korem 172/PWY Kolonel Inf J. Binsar Parluhutan Sianipar mengatakan, lima Heli Bell tersebut terdiri tiga unit milik TNI AD dan dua unit milik swasta berada di Bandara Oksibil.
“Dua dari lima heli tersebut baru tiba dari Jayapura pada Rabu pagi. Sementara tiga unit sudah standby sejak Senin," kata Binsar sebagaimana dirilis Kapendam XVII Cenderawasih Kolonel Cpl Eko Daryanto, Kamis (13/2).
Dikatakan, tim evakuasi telah meninjau titik pendaratan heli dan menelusuri rute yang bisa digunakan untuk jalur evakuasi
"Kita harapkan ini yang terakhir melakukan peninjauan ke sasaran, kemudian proses evakuasi dilakukan," katanya.
Komandan Korem 172/PWY Kolonel Inf J. Binsar Parluhutan Sianipar
Ia mengakui, proses evakuasi memang terkendala cuaca yang selalu berubah-ubah, ditambah medan terjal yang menyulitkan proses pendaratan di lokasi jatuhnya helikopter.
“Cuaca diwilayah pegunungan Papua ini cukup ekstrim. Kadang kita cuma diberikan waktu satu hingga dua jam untuk terbang," katanya.
Proses evakuasi bangkai MI-17 dan jasad para korban sesuai rencana berlanjut Kamis pagi tadi.
“Kita sudah berkordinasi dengan seluruh pilot mudah-mudahan cuaca mengijinkan kita mulai evakuasi. Baik itu mencari jenazah termasuk barang-barang yang diperlukan untuk mengetahui penyebab terjadinya kecelakaan," jelas Danrem
Untuk diketahui, Helikopter MI 17 milik TNI AD hilang kontak sejak Jumat 28 Juni 2019 lalu dalam penerbangan Oksibil, Pegunungan Bintang – Sentani, Jayapura.
Helikopter MI 17 dengan nomor registrasi HA-5138 itu membawa 12 penumpang beserta crew, sebelumnya terbang ke Okbibab untuk melakukan pengiriman logistik kepada prajurit yang bertugas di pos perbatasan RI-PNG.
Reporter: Sevianto
Editor: Batt
Tinggalkan Balasan