TIMIKA I Kantor Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Kabupaten Mimika, Rabu (1/11) dipalang pegawainnya sendiri. Pintu masuk kantor yang terletak di Jalan Poros SP 5 dipalang menggunakan kayu.
Pemalangan yang dilakukan untuk menuntut Kepala Kantor Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Mimika, I Nyoman Dwi Tana diturunkan dari jabatannya. Tuntutan ini terlihat dari spanduk yang dipasang di pagar bertuliskan “Turunkan I Nyoman Dwi Tana dari Jabatan Kepala Kantor Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian”.
Selain menuntut I Nyoman turun dari jabatannnya, para pegawai juga menuliskan Pertanggungjawaban dana rutin Kantor Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian,bTidak pernah melakukan koordinasi dengan kepala-kepala seksi dalam perjalanan dinas dan hasil perjalanan dinas tidak pernah disampaikan,Tidak ada perhatian untuk tenaga penyuluhan, Tidak pernah melakukan rapat dengan kepala seksi dan staf, Kepala Kantor tidak pernah turun kunjungan ke lapangan/kelompok petani, Kepala Kantor tidak pernah melaksanakan apel.
Koordinator Aksi Pemalangan, Mathias Wuka mengatakan, selama dua tahun 2016-2017 memimpin Kantor Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, I Nyoman Dwi Tana tidak pernah royal terhadap pegawai, termasuk para eselon empat. yakni kepala seksi. Dimana setiap melakukan perjalanan dinas, baik ke provinsi atau di manapun tidak pernah koordinasi dengan kepala seksi, pegawai, dan sekretaris. Tidak hanya itu, hasil dari perjalanan dinas tidak pernah disampaikan kepada pegawai untuk ditindaklanjuti dan lainnya.
“Kami ini seperti anak kehilangan induknya. Karena belum pernah ada koordinasi dan evaluasi dengan kepala seksi dan pegawai lainnya. Padahal kepala seksi ini ditunjuk oleh Bupati. Oleh itu, kami lakukan pemalangan, sebagai bentuk protes,”katanya.
Sebenarnya pemalangan ini merupakan kedua kalinya. “Ini pemalangan yang kedua, sebagai bentuk protes dari para pegawai,”ujarnya.
Selain itu, kata dia, pemalangan ini dilakukan untuk meminta pertanggungjawaban terhadap dana rutin yang telah digunakan dalam perjalanan dinas. Dimana dana rutin tersebut sebesar Rp400 juta yang bersumber dari APBD.
“Kami minta pertanggungjawaban dana rutin yang digunakan. Karena perjalanan dinas yang dilakukan tidak diketahui hasilnya. Dan tidak pernah disosialisasikan dengan pegawai,”terangnya.
Ia menambahkan, akibat ketidakharmonisan ini, setiap kegiatan yang dilakukan tidak pernah melibatkan panitia. Walaupun dalam setiap kegiatan ada PPTK, tetapi hanya sebuah nama dan tidak memiliki peran. Seperti kemarin, pada Hari Pangan Dunia, pada laporan panitia yang menyampaikan langsung kepala kantor.
“Bisa dikatakan pegawai dan kepala kantor ini tidak sehati. Ini karena apakah beliau tidak memahami organisasi atau bagaimana. Dan selama dua tahun ini kepala kantor tidak pernah peduli. Karenanya, kepala kantor harus diganti dan harus mempertanggungjawabkan dana rutin yang sudah digunakan,”tuturnya.
Sementara Tenaga Penyuluh, Yosena Kogoya mengatakan, dirinya bekerja dsudah 20 tahun sejak Mimika masih masuk Kabupaten Fak fak. Tetapi selama dua tahun ini tidak pernah mengetahui keberadaan dari kepala kantor. Karena tidak pernah dilakukan pertemuan ataupun apel yang biasanya dilakukan.
“Kondisi ini seolah-olah, kami pegawai ini tidak diakui dan hanya sebagai pembantu. Karenanya kepala kantor harus keluar dari kantor ini,”tegasnya.
Sementara Kepala Kantor Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Kabupaten Mimika, I Nyoman Dwi Tana yang dikonfirmasi seputarpapua.com melalui telepon selulernya belum bisa memberikan jawaban, karena masih berada di Jayapura.
“Saya masih di Jayapura dan belum mengetahui hal tersebut. Nanti kalau balik ya,”kata Nyoman melalui telepon selulernya, Rabu (1/11/17).(mjo/SP)
Tinggalkan Balasan
Anda Harus Login untuk berkomentar. Belum Punya Akun ? Daftar Gratis