TIMIKA | Ketua Komisi A DPRD Mimika, Papua, Saleh Alhamid, mengutuk keras tindakan arogan sekelompok oknum anggota Polres Mimika yang menganiaya seorang wartawan hingga babak belur, Sabtu (11/11/17) malam kemarin.
Mantan anggota Polri ini mengatakan, tindakan arogan tersebut akan semakin menambah kebencian warga masyarakat terhadap polisi. Menurutnya, perbuatan para pelaku tidak mencerminkan sikap profesionalisme aparat kepolisian.
“Penganiayaan oleh sekelompok anggota Polres Mimika terhadap seorang warga, apalagi wartawan, yang juga sudah berkeluarga dan memiliki anak, sudah pasti menambah daftar kebencian masyarakat terhadap kepolisian,” kata Saleh di Timika, Minggu (12/11).
Saleh meminta Kapolres Mimika AKBP Victor Dean Mackbon maupun Kapolda Papua Irjen Pol Boy Rafli Amar, agar secepatnya mengambil langkah penindakan tegas terhadap para pelaku, dan memproses kasus ini secara terbuka kepada masyarakat.
“Jika ada sebab sehingga terjadinya penganiayaan tersebut, apakah cara yang dilakukan harus seperti itu, dengan arogansi sedemikian brutalnya,” sesal Saleh.
Saleh pesimis terhadap semakin banyaknya wewenang dipercayakan kepada institusi Polri, sementara masih begitu banyak pula anggotanya yang bermental ‘rapuh’ dan sama sekali tidak profesional menjalankan tugas.
“Pimpinan Polri selalu terkesan lamban untuk menyelesaikan kasus yang berkaitan langsung dengan anggotanya. Tapi sebaliknya, jika yang melakukan adalah masyarakat kepada polisi maka proses hukumnya sangat cepat,” sindirnya.
Sebelumnya, sekelompok oknum anggota Polres Mimika melakukan pengeroyokan secara membabi buta terhadap wartawan Okezone/Salam Papua di Timika atas nama Saldi Hermanto pada Sabtu (11/11) sekitar pukul 22.50 WIT malam.
Akibat tindakan tak manusiawi itu, Saldi mengalami sejumlah luka robek dan lebam di bagian wajah hingga leher. Bahkan Saldi mengalami kesakitan luarbiasa pada bagian rusuk kanannya yang membuatnya sulit bernafas.
“Saya dikeroyok sekitar enam sampai delapan orang di Pos Terpadu, Jalan Budi Utomo. Sampai di Polres, saya kembali dipukuli oleh anggota Brimob di pos penjagaan,” ungkap Saldi kepada wartawan di SPKT Polres Mimika.
Kasus tersebut diduga bermula dari kegiatan pasar malam di Lapangan Timika Indah. Saat itu sempat terjadi kericuhan. Saldi yang saat itu bersama anaknya di lapangan mengkritik pola pengamanan aparat melalui status facebooknya.
Diduga kuat, kritikan tersebut itulah yang dianggap oleh aparat Satuan Sabhara Polres Mimika sebagai pelecehan. Sejumlah aparat lalu menciduk Saldi yang sedang duduk di depan Satlantas Polres Mimika untuk dibawa ke Pos Terpadu di Jalan Budi Utomo lalu dianiaya. (rum/SP)
Tinggalkan Balasan
Anda Harus Login untuk berkomentar. Belum Punya Akun ? Daftar Gratis