TIMIKA | Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat berkunjung ke Kota Sorong, Papua Barat, Selasa (19/12) merasakan langsung listrik yang masih sering “byar pet” atau mati karena kekurangan pasokan. Bahkan, tiga kali mati lampu di tempat Presiden menginap.
“Hari Selasa lalu, saya menginap di satu hotel di Kota Sorong. Malam itu saya rasakan sendiri listrik mati tiga kali. Tiga kali mati lampu di hotel tempat saya menginap,” tulis Jokowi di akun resminya, Kamis (21/12).
Padahal keesokan harinya, Rabu (20/12) Jokowi meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nabire berkapasitas 20 Megawatt dan PLTMG Jayapura berkapasitas 50 MW, meluncurkan 74 desa baru berlistrik Papua dan Papua Barat di Kelurahan Kali Bobo, Nabire.
Menurut Jokowi, Papua memang masih kekurangan pasokan listrik. Dari 3.000 desa yang belum teraliri listrik di Indonesia, yang paling banyak di tanah Papua sebanyak 2.000 desa. Pemerintah sedang mengatasi masalah ini. Ia yakin listrik akan menerangi seluruh tanah Papua pada tahun 2019 mendatang.


“Membangun listrik pada sebuah desa di Papua memerlukan anggaran yang lebih besar. Jika di tempat lain anggarannya satu miliar untuk satu desa, di Papua memerlukan biaya dua miliar setiap desa,” katanya.
Jokowi mengaku telah menyaksikan medan yang sangat berat untuk membangun infrastruktur di Papua. Pulau Papua dan Papua Barat dikitari gunung, tebing terjal dan hutan belantara. Belum lagi teror penembakan di beberapa wilaayah.
“Kalau mau bawa tiang listrik saja harus “nyebur”, lalu tiangnya digotong ke atas bukit. Tapi seberat apapun, medan harus bisa kita taklukan, agar desa-desa di Papua terang benderang,” tuturnya.
Dengan diresmikan PLTMG 20 MW di Nabire dan PLTMG 50 MW di Jayapura, Jokowi berharap sudah tidak ada lagi listrik “byar pet’ di Pulau Papua. Menurutnya, pembangunan infrastruktur kelistrikan di Papua harus dipercepat. (rum/SP)