TIMIKA | Konsumsi tahu dan tempe yang terus meningkat di kalangan masyarakat Mimika membuat kebutuhan Kacang Kedelai semakin tinggi. Pasalnya, Kacang Kedelai merupakan bahan utama untuk membuat tahu dan tempe.
Karena petani lokal tak mampu menyuplai Kacang Kedelai untuk pabrik tahu dan tempe di Timika, maka didatangkan dari luar Timika.
Kedelai merupakan jenis kacangan – kacangan yang rendah lemak dan tinggi serat serta kandungan protein. Hal ini membuat tingkat konsumsi kacang kedelai semakin tinggi di pasaran. Terutama yang diproduksi menjadi tempe, tahu dan susu.
Pejabat Karantina Pertanian pada Kamis (4/2/2021) melakukan pemeriksaan terhadap masuknya 22,5 ton Kacang Kedelai yang dipasok dari Jawa Timur menggunakan Kapal Motor (KM) Spil Hana.
Pejabat Analis Karantina Tumbuhan, Sujarwage dalam rilis yang diterima Seputarpapua.com mengatakan, pemeriksaan dilakukan dengan pengambilan sampel untuk selanjutnya diuji di laboratorium.
“Sampel kami bawa ke laboratorium, untuk selanjutnya diuji dengan target Cendawan Pheronospora Mansuricha,” ungkapnya.
Setelah dilakukan pengecekan, kedelai tersebut dinyatakan sehat.
“Setelah dinyatakan sehat dan bebas dari organisme pengganggu tumbuhan, maka dapat diterbitkan Sertifikat Kesehatan Tumbuhan Antar Area (KT-12),” tuturnya.
Ia mengatakan keberadaan Karantina Pertanian sangatlah penting, sebagai bentuk upaya pencegahan masuk dan tersebarnya Organisme Penganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) yang keberadaannya belum ada di Indonesia khususnya di Timika, Papua.
Reporter: Kristin Rejang
Editor: Batt
- Tag :
- Kacang Kedelai,
- Mimika,
- Pasar Sentral Timika
Tinggalkan Balasan