Menteri Susi Minta Budidaya Karaka Tidak Memutus Mata Rantai

Menteri Susi Minta Budidaya Karaka Tidak Memutus Mata Rantai
Menteri Susi (baju hitam) saat melihat pembudidayaan Karaka di Sungai Yama Tafaro yang dilakukan oleh PT Freeport Indonesia - (Foto: Mujiono/SP)

TIMIKA | Menteri Kelautan dan Perikanan, Republik Indonesia, Susi Pujiastuti mengapresiasi budidaya Kepiting Bakau atau biasa disebut masyarakat lokal dengan istilah Karaka yang dilakukan oleh PT Freeport Indonesia (PTFI) dan Dinas Perikanan Kabupaten Mimika. Namun, Menteri Susi juga meminta, agar budidaya Karaka tersebut tidak memutus mata rantai perkembangan Karaka di alam.

 

Penegasan ini disampaikan oleh Menteri Susi Pujiastuti saat meninjau budidaya Karaka yang dilakukan oleh PTFI dan Pemkab Mimika, di Sungai Yama Tafaro, pada Selasa (20/3).

 

Budidaya Karaka ini sendiri menggunakan sistim atau metode crab ball.

 

Menteri Susi dalam arahannya mengatakan, upaya-upaya yang dilakukan PT Freeport Indonesia dalam kaitannya untuk pengembangan masyarakat lokal sangatlah penting, karena hal itu sebagai bentuk dukungan perusahaan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.

 

“Saya sangat apresiasi dengan apa yang dilakukan oleh Freeport. Ini sebuah kewajiban perusahaan yang harus dilakukan terhadap masyarakat di sekitar perusahaan,” tegas Susi.

 

Menyangkut budidaya Karaka dengan menggunakan crab ball, Menteri Susi menuturkan, harus tetap sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia nomor 1/PERMEN-KP/2015, tentang penangkapan Lobster (panulirus spp.), Kepiting (scylla spp.), dan Rajungan (portunus pelagicus spp.).

 

Pada Permen KP tersebut menerangkan bahwa Kepiting yang bertelur untuk tidak diambil. Ini bertujuan agar tidak menghilangkan habitat kepiting yang ada di alam sehingga jumlah kepiting di alam semakin banyak dan tidak punah. 

 

“Seperti di Australia, hal yang sama juga dilakukan. Dan dengan penerapan tersebut, maka jumlahnya akan banyak di alam. Tapi, akan lebih banyak lagi kalau budidaya betina dan jantan tetap dilepas diperairan agar berkembangbiak,” kata Menteri Susi.

 

Menteri Susi menambahkan, metode crab ball tentunya sudah melewati riset sehingga lebih ekonomis dan baik untuk pertumbuhan Karaka. Tetapi harus memperhatikan bibit Karaka di alam. Karena kebanyakan, pembudidayaan tidak memperhatikan bibit-bibit yang ada di alam. 

 

Hal ini ditekankan, karena banyak contoh terhadap budidaya, yang tidak mempertahankan bibit di alam. Misalnya ikan sidat di jawa, sekarang sudah semakin menipis dan hampir punah.

 

“Intinya, budidaya diperbolehkan. Tapi jangan memutuskan rantai makanan, dengan tetap mempertahankan bibit yang ada di alam. Bagaimanapun juga, sistim pengembangbiakan di alam masih lebih baik, karena sesuai dengan lingkungan habitatnya,” ungkapnya. (mjo/SP)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

JADWAL IMSAKIYAH KAB.MIMIKA
TANGGALIMSAKSUBUHZUHURASARMAGRIBISYA
28/03/202404:3104:4112:0115:1218:0319:11
29/03/202404:3004:4012:0115:1218:0219:11
30/03/202404:3004:4012:0015:1218:0219:10
31/03/202404:3004:4012:0015:1218:0219:10
01/04/202404:3004:4012:0015:1318:0119:10
02/04/202404:3004:4011:5915:1318:0119:09
03/04/202404:2904:3911:5915:1318:0019:09
04/04/202404:2904:3911:5915:1318:0019:08
05/04/202404:2904:3911:5915:1318:0019:08
06/04/202404:2904:3911:5815:1317:5919:08
07/04/202404:2904:3911:5815:1317:5919:07
08/04/202404:2804:3811:5815:1317:5819:07
09/04/202404:2804:3811:5715:1317:5819:07

KONTEN PROMOSI