TIMIKA | Jenazah Pratu Vicky Irad Uba Rumpasium, anggota TNI dari Yonif 751/Raiders yang gugur saat kontak tembak dengan kelompok kriminal sipil bersenjata (KKSB) di Banti, Tembagapura, Papua Minggu (1/4), pada Selasa (3/4) petang telah diterbangkan ke Sorong untuk dikebumikan di kampung halamannya.
Jenazah Pratu Vicky diterbangkan ke Sorong, Papua Barat dengan penerbangan pesawat Pegasus Air dari Bandara Mozes Kilangin Timika sekitar pukul 15.15 WIT.
Ikut mengantar jenazah Pratu Vicky yaitu Mayor Inf Alim selaku Kepala Seksi Personalia Brigade Infanteri 20 Ima Jaya Keramo (IJK).
Sebelum diberangkatkan ke Sorong, terlebih dahulu dilakukan upacara penghormatan secara militer dipimpin langsung oleh Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI George Elnadus Supit.
Hadir dalam upacara itu Kapolda Papua Irjen Polisi Boy Rafli Amar dan sejumlah pejabat teras TNI dan Polri di lingkungan Kodam XVII Cenderawasih dan Polda Papua.
Selanjutnya, jenazah Pratu Vicky diserahkan kepada pihak keluarga yang diterima oleh Yusuf.
Selama berlangsungnya upacara penyerahan jenazah yang bertempat di Hanggar Bandara Mozes Kilangin Timika, media tidak diperkenankan meliput kegiatan tersebut.
Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI George Elnadus Supit yang dimintai tanggapan terkait kontak tembak dengan KKSB di Banti, Tembagapura yang menewaskan Pratu Vicky belum bersedia memberikan komentar.
“Nanti, belum selesai,” ujarnya singkat.
Kontak tembak antara anggota TNI dengan KKSB di Kampung Banti, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika terjadi pada Minggu (1/4) petang.
Dalam peristiwa itu, satu prajurit TNI Pratu Vicky Rumaisum gugur setelah diterjang peluru tajam pada bagian pelipis kiri.
Sementara dari pihak KKSB yang terpantau lewat pesawat tanpa awak (drone) dilaporkan dua orang tewas dan sebagian lainnya mengalami luka-luka.
Operasi pengejaran KKSB di Kampung Banti, Tembagapura dilakukan menyusul tindakan kelompok tersebut yang membakar gedung Rumah Sakit Waa-Banti, gedung SD dan SMP Negeri Banti dan beberapa rumah warga masyarakat.
Pihak KKSB sebelumnya pernah mengirim surat ke pihak manajemen PT Freeport Indonesia untuk segera mengaktifkan kembali RS Waa-Banti dan penerangan listrik di kampung yang berdekatan dengan area operasi pertambangan Freeport itu.
Operasional RS Waa-Banti maupun sekolah dan penerangan listrik di wilayah Banti terhenti total sejak 26 Oktober 2017 saat KKSB menguasai sejumlah kampung di sekitar Tembagapura seperti Kimbeli, Banti, Utikini Lama, area Longsoran hingga Opitawak.
Seluruh petugas medis, guru-guru dan operator listrik yang bertugas di Banti telah ditarik ke Timika sejak akhir Oktober 2017. (Antara/SP)
Tinggalkan Balasan