Polres Mimika Terima Laporan Guru yang Jadi Korban Kekerasan KKB 

Polres Mimika Terima Laporan Guru yang Jadi Korban Kekerasan KKB 
Para guru saat dievakuasi TNI dari Kampung Aroanop, Distrik Tembagapura

 

TIMIKA | Kepolisian Resor Mimika, Papua telah membuat loporan kasus kekerasan terhadap sejumlah guru oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kampung Aroanop, Distrik Tembagapura. Kabupaten Mimika pada Jumat (13/4) lalu. 

 

Kapolres Mimika AKBP Agung Marlianto kepada Seputarpapua di Timika, Rabu (25/4) mengatakan, pihaknya kini tengah memburuh pelaku setelah menerbitkan Laporan Polisi (LP) untuk ditindak lanjuti dalam proses penyelidikan. 

 

“Laporan polisi sudah dibuat. Namun (para korban) belum bisa diambil keterangan karena masih dalam kondisi trauma,” kata AKBP Agung Marlianto, mantan Kapolres Jombang, Jawa Timur, lulusan terbaik Akpol 1998.

 

Agung belum bisa memastikan kapan para guru korban kekerasan itu bersedia untuk dimintai keterangan oleh penyidik. Pihak kepolisian memastikan akan menindak lanjuti kasus yang sempat menggegerkan publik di seluruh nusantara itu.

 

“Jadi ini laporan polisi model A (peristiwa pidana yang ditemukan sendiri oleh petugas polisi). Artinya apabila terjadi tindak pidana umum, maka anggota Polri pun bisa buat laporannya,” jelas Agung. 

 

Peristiwa mengerikan menimpa delapan guru di Aroanop pada Jumat (13/4) sekitar Pukul 15.00 WIT. Sekelompok orang datang dengan menenteng senjata api, parang dan sangkur kemudian langsung menyekap para guru selama kurang lebih 45 menit.

 

Guru laki-laki ditodong dengan senjata api laras panjang di kepala dan dianiaya hingga babak belur. Sedangkan seorang guru perempuan dilaporkan mendapat pelecehan seksual dan lainnya ikut dianiaya. 

 

Tidak hanya itu, KKSB juga menjarah barang-barang milik mereka, diantaranya 10 buah smartphone, 4 buah laptop, sebagian persediaan bahan makanan (bama) hingga pakaian mereka dibawa pergi begitu saja. 

 

“Guru laki-laki dipisahkan dengan guru perempuan, yang laki-laki ditodong dengan senjata api di kepala. Sedangkan perempuan dipukul, ditendang kemudian (pelecehan seksual),” kata Rano Samsul Basri, seorang guru yang bertugas di SD Inpres Arwanop.

 

Pasca kejadian tersebut, sebanyak 13 guru lalu dievakuasi pada Kamis (19/4) oleh pasukan TNI AD dengan menggunakan dua unit helikopter milik Penerbad Timika. Evakuasi kedua dilanjutkan terhadap tiga guru lainnya pada Sabtu (21/4), setelah sempat terhambat faktor cuaca.

 

Total 16 orang guru dievakuasi, terdiri dari delapan guru yang bertugas di SD Inpres Aroanop dan delapan guru SD Negeri Jagamin, Distrik Tembagapura. Sementara dua guru lainnya tidak dievakuasi karena mereka merupakan penduduk asli setempat.

 

Pasca evakuasi, dua sekolah terpaksa ditutup sementara. Delapan guru yang menjadi korban kekerasan kini dalam proses pemulihan (trauma healing), didampingi langsung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). (rum/SP)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *