TIMIKA | Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Papua memantau kondisi ribuan warga yang mengungsi di Ilaga, Kabupaten Puncak, menyusul konflik bersenjata di wilayah itu.
Ketua Komnas HAM Papua Frits Ramandey dalam beberapa hari berkunjung langsung ke Kabupaten Puncak dan menemui perwakilan ribuan warga yang meninggalkan kampung halaman mereka ke wilayah perkotaan yang lebih aman selama konflik berlangsung.
Komnas HAM Papua mencatat sekitar 3.019 orang pengungsi kini berada di Ilaga, ibu kota Kabupaten Puncak. Mereka antara lain berasal dari Distrik Gome, Ilaga Utara, Muara, dan kampung wilayah pinggiran Ilaga.
Frits menggambarkan, ada dua titik konsentrasi pengungsian masyarakat di Ilaga dengan menempati sekitar 60-70 honai mau pun rumah dan tenda besar yang dijadikan posko untuk menerima bantuan.
Ia mengatakan, gelombang pengungsian mulai berlangsung sejak 28 April 2021 ketika memanasnya konflik bersenjata antara TNI/Polri dengan TPNPB-OPM yang dilabeli oleh pemerintah Indonesia sebagai organisasi teroris.
“Konflik ini mengakibatkan korban jiwa, selain dari kedua pihak yang terlibat kontak tembak, juga dari masyarakat sipil. Lalu, kejadian ini mengakibatkan pengungsian masyarakat,” katanya kepada Seputarpapua di Timika, Selasa (1/6/2021).
Pengungsi Ilaga ini belum termasuk mereka yang meninggalkan Puncak ke kabupaten terdekat seperti Nabire dan Mimika. Selain itu, ada kelompok pengungsi di Distrik Mabugi yang kesulitan menjangkau Ilaga karena jaraknya cukup jauh.
Untuk pengungsi di pusat pengungsian Ilaga, kata Frits, terpantau terkoordinir secara baik dan sejumlah pihak telah menyalurkan bantuan ke sana.
“Memang sudah ada banyak bantuan antara lain dari gereja, FKUB, PGI, Keuskupan, Sinode GKI Tanah Papua, dan lain-lain. Bantuan ini sudah jalan, kami harap pemda bisa koordinir untuk dibagikan,” katanya.
- Tag :
- KKB Ilaga,
- Komnas HAM Papua,
- Pengungsi Ilaga
Tinggalkan Balasan