KKSB Kembalikan Senjata Prajurit TNI yang Dirampas di Paniai

KKSB Kembalikan Senjata Prajurit TNI yang Dirampas di Paniai
Senjata yang dikembalikan KKSB kepada TNI di Paniai. (Foto: Pendam Cenderawasih/SP)

TIMIKA | Kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) dilaporkan telah mengembalikan sejumlah senjata api milik prajurit TNI yang dirampas saat mengawal Tim Survei Program Papua Terang di Kampung Bokoa, Distrik Wegemuka, Kabupaten Paniai, Senin (6/8). 

Empat pucuk senjata yang terdiri dari tiga laras panjang dan satu pucuk FN beserta amunisi, diserahkan Kepala Distrik Wegemuka Deki Gobay kepada Dandim 1705/Paniai Letkol Inf Jimmy TP Sitinjak disaksikan Pejabat Bupati Paniai Mussa Isir di Guest Hous Enarotali, Ibu Kota Paniai, Selasa (7/8) pukul 02.30 WIT dini hari.

Melalui keterangan pers tertulis yang dirilis Kodam XVII Cenderawasih menyebutkan, sebelumnya Kadistrik Deki Gobay melalui telepon selulernya melaporkan kepada Danramil Wegemuka bahwa mereka akan menyerahkan senjata milik TNI yang dirampas oleh KKSB, Senin (6/8) pagi.

 

Baca Juga:

Kadistrik Wegemuka Deki Gobay dan Kadistrik Wegebino Robi Degei beserta para kepala kampung dari kedua distrik tersebut, menyerahkan tiga pucuk senjata laras panjang jenis SS1 V3 dan SS2 V2, serta satu pucuk laras pendek jenis FN beserta 10 butir amunisi, berikut helm anti peluru. 

Dalam kesempatan itu, Deki Gobay menyampaikan permohonan maaf atas insiden yang terjadi. Selaku pemerintah daerah mereka sebenarnya menginginkan program pembangunan infrastruktur penerangan di wilayah itu. Hanya saja terjadi miskomunikasi antara aparat kemanan dengan pemerintah daerah. 

"Yang melakukan kegiatan seperti itu, mereka merupakan anak-anak kita yang perlu dilakukan pembinaan. Namun mereka kemudian bersedia menyerahkan kembali senjata TNI karena desakan seluruh masyarakat, karena sebenarnya rakyat sangat menginginkan kemajuan di daerahnya," kata Deki Gobay.

Dandim 1705/Paniai Letkol Inf Jimmy TP Sitinjak mengklaim bahwa kembalinya senjata yang dirampas tersebut merupakan wujud kemanunggalan TNI dengan rakyat yang selama ini telah terjalin dengan baik. 

"Kami akan terus berusaha membantu agar program yang sudah dibuat oleh pemerintah pusat bisa masuk menuju distrik-distrik serta kampung-kampung yang ada di pelosok Kabupaten Paniai demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat," ujarnya. 

Kepala Penerangan Kodam Cenderawasih, Kolonel Inf Muhammad Aidi, berharap sekaligus menghimbau kepada kelompok KKSB yang kini tengah berjuang untuk referendum Bangsa Papua agar segera kembali ke pangkuan NKRI.

"Mari kita bahu membahu membangun Papua ini demi kesejahteraan bersama. Kasihan generasi-generasi penerus kita kalau mereka tumbuh dan berkembang di dalam suasana konflik. Mari kita akhiri konflik," imbuh Kolonel Aidi. 

Anggota TNI Luka-luka

Sebelumnya, Tim Survei Papua Terang dicegat dan diserang kelompok KKSB di Kampung Bokoa, Distrik Wegemuga, Kabupaten Paniai, Senin (6/8) pagi. Tiga pucuk senjata laras panjang dan satu pucuk laras pendek milik TNI yang melakukan pengamanan dirampas KKSB. 

Kejadian bermula ketika tim survey berjumlah 17 orang terdiri dari 3 tenaga ahli PLN, 3 tenaga sukarela, 11 mahasiswa Universitas Indonesia dan 7 mahasiswa Universitas Cenderawasih, dikawal 16 pasukan pengamanan TNI berangkat dari Bandara Paniai menuju Distrik Wagemuka menggunakan dua unit speed boat.

Tim survei tiba pukul 08.19 WIT selanjutnya melakukan pengambilan gambar dan pencatatan data elektronik dengan melewati tujuh kampung, yaitu Muyadebe, Kegomakida, Uwamani, Bokoa, Ugitadi, Dapaiba dan Kinou.   

Pada saat tim sampai di Kampung Kinou, mereka tiba-tiba dihentikan oleh tiga orang masyarakat dan diminta untuk kembali dengan alasan tidak membawa surat ijin dari Pemerintah Daerah. Serma Alpius Gobay yang memimpin tim pengamanan berusaha bernegoisasi namun ketiga masyarakat itu tetap bersikukuh agar tim survey kembali. 

Untuk menghidari benturan dengan masyarakat, tim lalu kembali menuju ke pelabuhan Kampung Muyadebe. Namun saat tiba di Kampung Bokoa, tim dikejar oleh sekitar 50 anggota KKSB bersama sejumlah masyarakat dengan membawa sekitar 10 pucuk senjata api laras panjang, panah, parang dan kampak.  

Tidak berselang lama, dari arah kiri, kanan dan belakang rumah penduduk Kampung Bokoa, keluar sekitar 30 orang KKSB dan puluhan masyarakat lainnya yang juga membawa sekitar 20 pucuk senjata api laras panjang, panah, kampak dan parang untuk mengepung tim survei.

Kolonel Aidi mengatakan, kelompok tersebut mengeluarkan tembakan secara membabi buta dan berusaha merampas senjata milik TNI. Anggota TNI di bawah pimpinan Serma Alfius Gobay berusaha melakukan perlawanan, namun karena jumlah yang tidak seimbang hingga akhirnya KKSB berhasil merampas tiga pucuk senjata laras panjang.

Akibat kejadian tersebut, sejumlah anggota TNI mengalami luka-luka, antara lain Serma Alfius Gobay luka di bagian bibir akibat terkena pukulan benda tumpul, Sertu Yauji luka memar di bagian punggung sebelah kiri terkena pukulan balok. 

Selanjutnya Sertu Hardi luka lebam di muka, Kopda Karyadi mengalami luka sobek di atas pelipis dan kaki kanan terkena kampak, dan Prada Irfannudin luka sobek kepala belakang. (rum/SP)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *