Mimika Patahkan Stigma Sebagai Daerah Rawan Konflik Pilkada 2018 

Mimika Patahkan Stigma Sebagai Daerah Rawan Konflik Pilkada 2018 
Proses pemungutan suara Pilkada Mimika 2018

TIMIKA | Kabupaten Mimika dinilai berhasil mewujudkan Pilkada damai 2018 tanpa konflik, meski sebelumnya telah dipetakan sebagai salah satu daerah paling rawan konflik di Provinsi Papua. 

Pengamat sosial politik di Kabupaten Mimika, Luky Mahakena mengatakan,  penetapan bupati dan wakil bupati Mimika terpilih di Jayapura, Rabu (19/9), telah menandai puncak proses demokrasi lima tahunan itu berlangsung kondusif. 

"Ini sekaligus mengklarifikasi status Kabupaten Mimika yang masuk dalam daftar daerah paling rawan konflik pada pilkada 2018. Kita berhasil mematahkan stigma rawan konflik," kata Luky kepada Seputarpapua di Timika, Rabu. 

Sehubungan dengan itu, Luky yang juga Ketua Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) mengapresiasi semua pihak yang terlibat secara intens dalam menjalankan fungsinya, termasuk penyelenggara pemilu di tingkat provinsi. 

"Meski prosesnya memang diwarnai dengan berbagai dinamika, tetapi saya pikir itu adalah proses dari sebuah demokrasi. Masyarakat juga sudah mulai menggiring demokrasi dalam takaran yang normatif," katanya. 

 

Baca Juga: KPU Papua Tetapkan Bupati-Wabup Mimika Terpilih

 

Kesuksesan pilkada damai, menurutnya, tentu saja tak terlepas dari peran aparat keamanan TNI-Polri yang memang secara konsisten mengawal pelaksanaan pilkada di Mimika, dengan konsep pengamanan yang dapat dikatakan cukup baik dan maksimal. 

"Fungsi melekat aparat kemanan dalam mengamankan pilkada menurut saya ini berhasil, ini sangat terbaik dari apa yang sebelumnya kita prediksi dan sesuai hasil  penelitian tingkat kerawanan," kata dia. 

Di samping itu, langkah tegas terukur aparat keamanan pada fungsi pokoknya dinilai sangat berperan dalam menggiring proses demokrasi yang sebenarnya sehingga berlangsung secara berkeadilan. 

"Dari langkah itu, masyarakat menjunjung fungsi aparat keamanan sehingga tidak ada pergerakan-pergerakan yang sifatnya negatif dalam melakukan perlawanan terhadap aturan Negara," ujarnya. 

Terlepas dari itu, menurutnya yang terpenting adalah masyarakat sudah mampu memberikan partisipasi demokrasi yang positif, sehingga tidak terjadi pergesekan antar konstituen atau pendukung masing-masing pasangan calon. 

"Tentu saja arahnya terhadap pembangunan daerah ke depan. Paling tidak, dengan harapan bupati terpilih menjadi semua hak masyarakat Mimika, bukan saja kepentingan kelompok atau konstituen pemilihnya," imbuh dia. 

Kedewasaan Berpolitik 

Luky mengapresiasi kedewasaan berpolitik para pasangan calon yang kalah dalam proses demokrasi ini, secara terbuka memberikan selamat kepada pasangan calon yang ditetapkan sebagai bupati dan wakil bupati terpilih setelah melalui proses sengketa di Mahkama Konstitusi. 

"Luarbiasa ketika pasangan calon yang kalah, mereka terima dengan sportif. Malah saya mendapat sms dari para pasangan calon menyampaikan terima kasih atas dukungan dan menyampaikan apresiasi terhadap yang menang," kata Luky. 

Menurut Luky, keikutsertaan para tokoh yang bersikap kesatria dalam kontestasi politik Pilkada Mimika 2018, juga telah memberikan pendidikan politik kepada masyarakat yang selalu dikhawatirkan mudah memantik konflik. 

"Jadi ada perkembangan yang sangat luarbiasa dari proses demokrasi di Mimika selama lima tahun terakhir. Sudah berbeda jauh saat ini, masyarakat sudah mulai memahami bagaimana partisipasi politik yang sebenarnya," katanya. 

Ia mengatakan, kesuksesan Pilkada serentak di Mimika dapat menjadi modal yang baik untuk menyelenggarakan pesta demokrasi selanjutnya yaitu Pileg dan Pilpres 2019 mendatang. 

Namun, Luky mengingatkan agar segala kekurangan yang terjadi selama ini utamanya pada pihak penyelenggara pemilu, agar dapat dibenahi dan menjadi pelajaran yang sangat berharga. 

"Salah satu pengalaman kemarin, KPU maupun Bawaslu kurang bekerjasama secara terintegritas dengan pihak-pihak yudikatif. Ini penting karena mereka terlibat dalam proses itu melalui sentra Gakkumdu," kata dia. 

"Proses demokrasi ini akan berjalan dengan baik ketika sinergitas itu berjalan secara intens antar semua unsur yang terlibat, sehingga tidak salah melangkah dalam mengambil keputusan yang keluar dari aturan mainnya," pungkasnya. (rum/SP)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *