TIMIKA | Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Papua akan menertibkan sekolah-sekolah yang dianggap “abu-abu.
“Di Papua banyak sekolah yang “abu-abu”. Termasuk di Mimika sendiri ada sekitar 11 sekolah,” kata Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan Provinsi Papua, Aloysius Jopeng saat pertemuan dengan guru SMA dan SMK se Mimika, Senin (22/10) di aula SMA Negeri 1 Mimika.
Ia menjelaskan, sekolah yang dianggap "abu-abu"
karena lokasi hingga gurunya tidak jelas. Kebanyakan sekolah ini sangat tidak efisien.
Dikatakan, dalam waktu dekat akan ada Surat Edaran (SE) Gubernur Papua tentang verifikasi terhadap sekolah-sekolah tersebut. Kemungkinan juga akan dilakukan moratorium (penghentian sementara) untuk pendirian sekolah-sekolah baru.
“Mohon maaf kalau saya salah, mungkin pada saat mau ujian, baru anak-anak itu ada. Ini akan diambil langkah tegas,” ujarnya.
Bahkan kata dia, akan ada sekolah yang akan digabung, seperti yang terjadi di Jayapura. Dimana SMK 9 dan SMK 10 akan digabung, karena tidak efisien.
“Kami berencana akan menggabung sekolah-sekolah yang dianggap tidak efisien,' katanya.
Ia menambahkan, data guru honorer di Papua berjumlah 4000 orang. Kebanyakan berasal dari yayasan. Karenanya, pihaknya akan melakukan verifikasi terhadap tenaga honorer tersebut.
Untuk di Papua, berdasarkan Undang undang Otonomi Khusus (Otsus) yayasan yang diakui di Papua ini ada lima. Namun banyak yayasan yang tumbuh dan berjamur.
“Kami akan melakukan verifikasi, karena ada guru yang diangkat oleh kepala sekolah tapi tidak memenuhi kualifikasi,” ungkapnya. (mjo/SP)
Tinggalkan Balasan