PLN Minta Bantuan Pemkab Mimika Atasi Pemadaman Listrik

PLN Minta Bantuan Pemkab Mimika Atasi Pemadaman Listrik
Kantor PLN Timika. (Foto: Sevianto Pakiding/SP)

TIMIKA | Manajemen Unit Pengelolaan Pelayanan Pelanggan (UP3) PT PLN (Persero) Area Timika akan meminta bantuan Pemkab Mimika untuk mencari solusi mengatasi krisis daya listrik yang memicu pemadaman bergilir setiap hari di wilayah itu.

"Sesuai hasil pertemuan di DPRD Mimika pada Kamis (28/3), kami bersama Dewan dan Bapak Kapolres Mimika (AKBP Agung Marlianto) akan menemui Bupati Mimika (Eltinus Omaleng) untuk membicarakan solusi jangka pendek yang bisa kita lakukan untuk mengatasi pemadaman listrik bergilir ini," kata Manajer UP3 PLN Area Timika Hotman Ambarita, Jumat (29/3).

Pertemuan yang berlangsung di ruang sidang DPRD Mimika pada Kamis (28/3) itu menindaklanjuti demonstrasi mahasiswa STIE Jambatan Bulan Timika terkait permasalahan pemadaman listrik yang kian menjadi-jadi di Kota Timika dalam kurun waktu beberapa bulan belakangan ini.

Hotman mengatakan beban puncak daya listrik di Timika sekarang ini sebesar 27,6 megawatt, sementara kemampuan daya yang tersdia hanya 22,3 megawatt atau mengalami defisit daya listrik 5,3 megawatt lantaran sebanyak 13 unit pembangkit diesel mengalami kerusakan atau gangguan teknis.

PLN Timika menempuh berbagai upaya agar krisis daya listrik di Timika tidak berkepanjangan, salah satunya dengan meminta suplai daya listrik dari PT Freeport Indonesia.

"Para pendemo menyarankan seperti itu, kami akan coba apakah Freeport bisa atau tidak menyuplai daya listrik ke Kota Timika. Mau sewa pembangkit juga tidak semudah seperti yang dibayangkan sebab keputusan soal itu ada di tingkat pusat, kami hanya bisa melakukan komunikasi ke atas," jelas Hotman.

Salah satu upaya yang ditempuh PLN Timika untuk mengatasi krisis daya listrik yaitu dengan meminta tambahan pembangkit diesel ke PLN Pusat. Rencananya delapan unit pembangkit diesel berkapasitas 3 megawatt yang dikirim dari Jakarta melalui Surabaya akan segera tiba di Timika pada 4 April mendatang.

"Kalau pembangkit baru itu sudah beroperasi dan masuk sistem, kita masih mengalami defisit daya sekitar 1,2 megawatt. Tentu pasti tetap ada pemadaman bergilir, namun durasi waktu pemadamannya akan lebih pendek dari sekarang ini," ujarnya.

Selama krisis daya listrik berlangsung di Timika terutama selama penyelenggaraan Ujian Nasional tingkat SMK, SMA dan SMP, PLN setempat telah mengeluarkan dari sistem sebanyak 13 pelanggan besar. Para pelanggan besar tersebut yaitu hotel-hotel dan pusat perbelanjaan di Kota Timika. Mereka disarankan mengoperasikan listrik sendiri sehingga daya yang tersedia digunakan untuk melayani kebutuhan listrik rumah-rumah penduduk maupun sekolah-sekolah yang menyelenggarakan Ujian Nasional.

Pada Kamis (28/3), ratusan mahasiswa dan alumni STIE Jambatan Bulan Timika menggelar demonstrasi ke Kantor Pelayanan PLN Timika dan berlanjut ke Kantor DPRD Mimika untuk menyikapi kasus pemadaman listrik yang telah berlangsung sekitar dua bulan terakhir di Timika.

Para mahasiswa mempertanyakan kebijakan PLN Timika melakukan pemadaman listrik bergilir dengan durasi waktu delapan hingga 12 jam di Timika setiap hari baik siang maupun malam hari.

Tindakan pemadaman listrik bergilir secara sepihak oleh PLN Timika itu dinilai sangat merugikan konsumen baik rumah tangga, apalagi pelaku usaha dan pelayanan umum di kantor-kantor pemerintah, perbankan dan lainnya.(Antara/SP)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *