Freeport Gunakan Alat Scanning Cari Korban Insiden Jatuhnya Material

Freeport Gunakan Alat Scanning Cari Korban Insiden Jatuhnya Material

TIMIKA | Proses evakuasi terhadap dua pekerja tambang PT Freeport Indonesia yang tertimbun material lumpur bercampur bebatuan di area Ore Bin 6 Conveyor 66, Mile Post 74, Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, pada Rabu (3/4) lalu masih terus berlangsung. 

Perusahaan asal Amerika itupun saat ini menggunakan alat scanning untuk mendeteksi MST/GPS yang terpasang di baterai lampu helm yang digunakan kedua korban.

Disisi lain, upaya pencarian dengan menyemprot lumpur dan material bebatuan berhasil menemukan helm dari salah satu korban atas nama Kawi Yanto Waroy

Kapolsek Tembagapura AKP Hermanto di Timika, Jumat (5/4) mengatakan, salah satu upaya yang dilakukan tim Emergency Response Group (IRG) adalah memotong Conveyor guna memudahkan pencarian, namun hingga hari ketiga kedua korban belum juga ditemukan.

Kedua korban yang belum ditemukan yakni Kawi Yanto Waroy dan Taufik Adnin Rasyad. 

Sementara dua pekerja yang selamat dan mengalami cedera ringan yaitu Meksy Kemuan dan Yohanis Yoku.  Keduanya kini dalam tahap pemulihan. 

Juru Bicara PT. Freeport Indonesia Riza Pratama sebelumnya menjelaskan insiden ini terjadi ketika material dari Pit Grasberg meluncur dengan cepat melalui area Ore Bin 6, dimana para karyawan sedang melakukan perbaikan sebuah feeder yang rusak di area tersebut.

"Para petugas Geo Engineering dan Inspektur Tambang tengah dan akan melakukan investigasi di lokasi kejadian," pungkasnya. 

Riza memastikan, insiden ini sama sekali tidak menganggu aktivitas produksi.

"So far (sejauh ini) normal. (dua korban) sedang dan masih dalam proses evakuasi," jelas Riza.
 

Kapolres Mimika AKBP Agung Marlianto menjelaskan, awalnya terjadi gangguan pada Feeder 6 Ore Bin yang diduga akibat adanya batuan yang menghambat feeder tersebut sehingga mengalami macet. 

"Dari keterangan Meksy Kembuan (korban selamat) bahwa ketika itu Sdr. Meksy melakukan pembersihan Feeder tersebut yang mengalami gangguan," kata Marlianto. 

Setelah dilakukan pembersihan, korban beristirahat kemudian dilakukan test feeder namun masih mengalam gangguan, sehingga kembali dilakukan pembersihan. Sementara mekanik melakukan perbaikan feeder dan Ore Bin.

Selanjutnya setelah dibersihkan, Meksy menuju ke Head 66 untuk menyalakan Bim Blast, namun belum sampai di Head 66, terjadi longsor batuan dari dalam Ore Bin 6. 

Mendengar adanya material yang ambruk berjatuhan, korban kemudian lari menuju head 66 lalu berteriak meminta bantuan kepada mekanik dan electrical yang berada di area itu. 

"Selanjutnya sekitar 5 menit kemudian bantuan teman kerja electical datang membantu Sdr Meksy dimana mengalami luka lecet dan bengkak pada lutut kiri akibat terjatuh saat lari," jelas Marlianto. (Ant/rum/SP)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *