Kapolres ini Hina Wartawan dan Warga Lampung Disebut ‘Cacingan’

Kapolres ini Hina Wartawan dan Warga Lampung Disebut 'Cacingan'

LAMPUNG | Kapolres Way Kanan, Provinsi Lampung, AKBP Budi Asrul Kurniawan secara membabi buta menghina profesi wartawan, media, hingga warga Lampung disebut ‘cacingan’.

Pernyataan yang menghina wartawan, media dan warga Lampung tersebut disampaikan Budi Asrul di hadapan dua wartawan dari Radar TV (Grup Radar Lampung) Dedy Tornando dan Dina Firasta wartawan Tabikpun.com.

Sikap AKBP Budi seperti orang sedang kesurupan menghina profesi wartawan, media, hingga warga, dikutip dari audio hasil wawancara yang kemudian dirilis di beberapa organisasi Pers Indonesia.

“Sama kayak polisi kalau polisi satu jelek semua ikut jelek. Sama kayak lo wartawan yang satu jelek semua jelek.  Sama aja wartawan di dunia kecuali lo kerja di dinas pertamanan. Siapa yang butuh wartawan? Gua gak butuh,” ujar Budi dengan nada tinggi.

Tidak sampai disitu, AKBP Budi terus melancarkan hinaan terutama kepada media cetak hingga warga Lampung ikut dibawa-bawa dengan menyebutnya ‘cacingan’ mana mungkin baca koran.

“Yang baca koran hari ini siapa, apalagi orang Lampung kayak cacingan gitu siapa yang baca koran. Lo mau nulis gua kayak apapun silahkan, buktinya gua ditulis kayak apapun gak ada yang lihat gua. Lu bangun tidur bacanya apa, WA kan? mana baca koran? mana koran itu sudah tutup semua kok,” sebutnya.

Belum puas, Budi pun terus melanjutkan omelannya kepada wartawan. Kali ini Budi kembali menghina media berita di televisi. Katanya berita tidak penting, warga lebih memilih nonton HBO dan bokep.

“Yang nonton TV banyak sekarang? orang itu pada nonton HBO, bokep, ngapain nonton berita? ya nggak?” ujar Budi selonoh.

AKBP Budi Asrul Kurniawan lalu menantang para wartawan. “Kasih tahu sama wartawan lain, mau serang? seranglah, gua tunggu mereka di sini.” tandas Budi.

Penghinaan yang dilontarkan AKBP Budi itu terjadi saat penertiban massa pro dan kontra batubara yang hampir terlibat chaos di Kampung Negeribaru, Blambanganumpu, Way Kanan, Minggu (27/8/17) .

Dari informasi yang dihimpun, hampir terjadi chaos antara massa yang pro dan kontra angkutan batubara di Kampung Negeribaru. Saat itulah Kapolres Way Kanan AKBP Budi Asrul Kurniawan dan anggotanya datang untuk menenangkan situasi.

Pada saat bersamaan, dua orang wartawan elektronik bermaksud mengabadikan peristiwa tersebut dengan kamera dan perekam mereka.

Melihat itu, Budi langsung melarang awak media melaksanakan tugasnya meliput peristiwa tersebut. Dia beralasan trauma dengan kejadian di Tulungbuyut, Gununglabuhan.

Saat itu rekamannya yang tengah berbicara di depan khalayak kala itu diunggah ke media sosial. Unggahan itupun mendapat beragam tanggapan dari netizen. Lantas Budi tidak senang.

Karena itu, Budi kemudian memerintahkan anggotanya untuk menggeledah wartawan Radar TV Dedy Tornando dan Dina Firasta wartawan Tabikpun.com. Tentu saja keduanya tidak terima dengan sikap tak bersahabat itu.

“Saat kami mau melakukan tugas kami, Pak Kapolres melarang kami berdua menggunakan kamera. Dia hanya membolehkan merekam suara saja. Perintah itu sudah kami turuti tapi Kapolres malah menyatakan wartawan sebagai kotoran,” kata Dedy Tornando.

Menurut Dedy, karena mereka berdua merasa sudah melaksanakan tugas sesuai prosedur, mereka lantas melakukan klarifikasi.  Rupanya hal itu membuat Budi semakin marah.

“Dia lalu menantang wartawan untuk menulis apa saja tentang dirinya. Dia menyatakan tidak takut,” tutur Dedy. (*IWO/SP)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *