TIMIKA | Minimnya pasokan dan hasil panen petani akibat faktor cuaca membuat harga cabai di sejumlah wilayah, termasuk di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, terus meroket.
Pantauan Jurnalis Seputar Papua di Pasar Sentral Timika, Senin (8/7), harga cabai khususnya cabai rawit melambung tinggi hingga menembus harga Rp110 ribu/Kg.
"Sebelumnya harga cabai itu disekitaran 60-70 ribu rupiah namun beberapa hari ini tidak adanya pasokan dari petani lokal dan juga tidak ada kapal yang masuk," kata Purwati, salah seorang pedagang di Pasar Sentral Timika.
Minimnya pasokan dari petani lokal, kata Purwati, memaksa para pedagang membeli cabai yang dipasok dari Merauke dengan harga Rp100 ribu/Kg lalu dijual dengan harga Rp110 ribu/Kg.
Selain cabai, harga sayur kol juga terus melambung dan menembus harga Rp60 ribu/Kg. Sebelumnya, sayur kol di tingkat pengecer dijual dengan kisaran harga Rp20-25 ribu/Kg.
Harga sayur kol yang naik sekitar 70 persen, menempati urutan kedua komoditas pertanian setelah cabai yang mengalami kenaikan harga cukup signifikan dalam sepekan ini.
Purwati mengemukakan, keadaan cuaca saat ini menjadi faktor kurangnya pasokan dari petani, ditambah pasokan dari luar belum masuk, sehingga membuat harga beberapa komoditas pertanian cukup mahal.
Cuaca hujan dengan intensitas cukup tinggi memang membuat pasokan sayur mayur dipasaran sangat minim. Bahkan ada petani yang mengeluh banyaknya hasil pertanian mereka membusuk dan tidak layak dijual.
Endang, salah satu warga konsumen yang mengeluhkan mahalnya sayur mayur di Pasar Sentral Timika saat ini.
"Di pasar itu mahal sekali, per ikat itu dijual lima ribu rupiah dengan ikatan kecil-kecil, bahkan ada yang dijual perikatnya sepuluh ribu rupiah," ujar Endang. (Cr-03/SP)
??
Reporter: Yunita Simon
Editor: Sevianto
Tinggalkan Balasan