Bisa Ular yang Tewaskan Anggota Brimob di Timika Dikenal Paling Berbahaya

Bisa Ular yang Tewaskan Anggota Brimob di Timika Dikenal Paling Berbahaya
Death adder, ular berbisa paling berbahaya di dunia. (Foto: Dok/SP)

TIMIKA | Gigitan ular berbisa telah mengakibatkan Bripka Desri Sahrondi, anggota Satgas Amole pengamanan obyek vital nasional PT. Freeport Indonesia meregang nyawa. 

Anggota Brimob asal Sumatra Barat di Bawah Kendali Operasi (BKO) Polda Papua itu digigit ular di kawasan kali/sungai tempat pemandian di Iwaka, Distrik Kuala Kencana, Mimika, Papua, Sabtu (27/7). 

Bripka Desri sempat menjalani perawatan intensif dalam kondisi kritis di Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) Caritas Timika, namun menghembuskan nafas terakhir pada Senin (29/7) pukul 09.00 WIT pagi.

??????

alt text

Jessik Kukuh memegang ular yang menggigit almarhum Bripka Desri Sahrondi. ( Foto: ist/SP)

 

Jessik Kukuh, dari Reptil Rescue mengatakan, ular yang menggigit Bripka Desri adalah jenis Death Adder, salah satu jenis ular yang dikenal paling berbahaya di dunia.

"Death adder, salah satu ular dengan tingkat bisa tinggi. Kebanyakan (korban gigitan) fatal atau kematian," kata Jessi ketika dikonfirmasi Seputarpapua.

Advertisements

Death adder tersebar hampir di seluruh wilayah Australia (kecuali di wilayah tenggara) dan Papua bagian selatan, termasuk di Kabupaten Mimika. 

Kata Jessi, Death Adder juga sebelumnya pernah mengigit seorang anak kecil hingga tewas di wilayah Mapurujaya, Distrik Mimika Timur, beberapa waktu lalu. 

Death adder biasanya menyuntikkan sekitar 40-100 mg racun saraf. Sebuah gigitan dapat menyebabkan kelumpuhan dan kematian hanya dalam waktu 6 jam akibat kegagalan pernapasan. 

"Karena kurangnya pengetahuan tentang ular tersebut dan penanganan awal saat digigit, sehingga kebanyakan berakibat fatal atau kematian," kata Jessik.

Pemberian antibisa yang cepat disebut dapat mengobati gigitan Death adder. Di samping itu, korban gigitan diperingatkan untuk tidak melakukan reaksi apapun. 

"Hal pertama yang harus dilakukan adalah mobilisasi, tidak menggerakkan anggota tubuh yang tergigit agar racun/bisa ular  tidak semakin terpacu masuk ke dalam darah," imbuhnya. 

Advertisements

Pada kasus kematian Bripka Desri Sahrondi akibat gigitan Death adder, juga mengalami kondisi yang sama. Beberapa saat setelah digigit, Bripka Desri langsung tak sadarkan diri dan mengalami kelumpuhan saraf otak.

Death adder bahkan menempati urutan keempat ular paling berbisa di dunia. Bisa ular ini disebut-sebut paling berbahaya karena racunnya bereaksi sangat cepat jika tidak langsung mendapat perawatan. 

Ular jenis ini juga dikenal dengan beludak Australia, adalah kelompok ular senawan yang bernama ilmiah Achantophis. Ular ini masuk dalam bangsa Denisoniini dan kekerabatan dengan Elapidae. 

Death adder memiliki morfologi yang sangat mirip dengan beludak, yakni bertubuh pendek dan gemuk, kepala berbentuk kapak, sisik-sisik di atas kepala berukuran kecil, mata memiliki pupil vertikal, dan taring berukuran panjang. 

Selain itu, ular ini memiliki ekor berbentuk seperti cacing yang fungsinya untuk memancing mangsa agar tidak takut mendekat.

Tubuhnya berwarna dasar cokelat kelabu dengan belang-belang berwarna pucat, terkadang cokelat kemerahan atau abu-abu dengan belang-belang berwarna orange pucat dan putih.

Ular ini menyerang mangsanya secepat kilat. Serangan Death adder adalah salah satu gaya serangan ular tercepat di dunia, kurang dari 0,15 detik.

Advertisements

Reporter: Sevianto Pakiding
Editor: Misba Latuapo

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan