TIMIKA | Pertengahan Agustus lalu terjadi aksi unjuk rasa berujung anarkis di Kota Jayapura yang menyebabkan sebagian bangunan mengalami kerusakan bahkan terbakar. Hal ini tentu berdampak bagi seluruh aspek termasuk perbankan.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua, Naek Tigor Sinaga mengaku telah mengumpulkan seluruh perbankan di Kota Jayapura dan melakukan evaluasi terhadap dampak yang terjadi pasca aksi tersebut.
Ia menyebutkan, jika dilihat dari sisi pembayaran, jumlah kerugian yang dialami perbankan relatif minim dan terlokalisir.
"Mesin ATM hanya sekitar dibawah 9 persen, dan tidak seluruh ATM rusak, cuma ada ATM yang kacanya pecah. Jadi mana yang bisa diperbaiki ya diperbaiki," katanya saat diwawancara di Hotel Horison ultima, Timika, Kamis (19/9).
Dikatakan, mesin ATM yang mengalami kerusakan juga tidak ada satupun yang isinya dijarah. Akan tetapi mesin ATM yang terbakar tentu sudah tidak bisa dipakai lagi uangnya karena hancur.
"Semuanya asuransi, jadi dari sisi kerugian bank tidak ada. Perbankan tidak rugi," kata Tigor.

Sementara untuk bangunan yang hancur, menurutnya tunggal diganti, dan ATM yang mengalami kerusakan juga sementara diperbaiki.
Tigor menambahkan, untuk debitur juga tidak banyak yang terkena dampak, hanya sekitar 5 atau 6 debitur.
"Debitur ini, memang yang tidak asuransi, kalau debitur tersebut memang akan dilakukan negosiasi bilateral dengan mereka, kira-kira langkah terbaik seperti apa, salah satunya kredit," tambahnya.
Reporter : Anya Fatma
Editor: Misba Latuapo
Tinggalkan Balasan