JAYAPURA | Kapolda Papua Irjen Pol Rudolf Alberth Rodja menyebut aksi demonstrasi di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, pada Senin (23/9) pagi akibat hoax atau informasi bohong soal rasisme.
"Wamena pada minggu lalu ada isu bahwa, ada seorang guru mengeluarkan kata-kata rasis sehingga sebagai bentuk solidaritas melakukan aksi demonstrasi atau unjuk rasa pagi tadi," kata Kapolda di Abepura, Kota Jayapura, Papua, Senin.
Irjen Rudolf mengatakan unjuk rasa atau demonstrasi tersebut sudah dilokalisir oleh personel Brimob BKO Nusantara yang diperbantukan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya.
"Unjuk rasa itu sudah dilokasir oleh Brimob, kemudian Bupati Jayawijaya juga sudah mendekati mereka (pendemo) supaya tidak lagi lakukan tindakan anarkis," katanya.
Ia menegaskan bahwa soal ujaran rasis itu merupakan isu yang tidak benar, karena aparat Kepolisian telah mengecek keabsahan informasi tersebut.
"Itu hanya isu, guru tersebut sudah kita tanyakan dan dia katakan tidak pernah keluarkan kata-kata atau kalimat rasis, itu sudah kita pastikan kebenarannya," kata dia.
Terkait aksi demo di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Kapolda Papua mengimbau kepada segenap warga dan elemen pendukung lainnya agar tidak cepat terhasut isu hoaks yang bisa memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
"Kami berharap masyarakat di Wamena dan Papua pada umumnya tidak termakan isu hoaks atau tidak benar, bijaklah dalam bersikap dan menerima informasi," imbuh Kapolda.
Adapun unjuk rasa menentang rasisme di Wamena Senin pagi berujung anarkis, sejumlah bangunan dibakar, dan beberapa pendemo terluka saat pembubaran.
Situasi Wamena sempat mencekam sehingga operasional bandara Wamena dihentikan sementara. Penerbangan dari dan ke Wamena dibatalkan.
Sumber: Antara
Editor: Sevianto
Tinggalkan Balasan