‘Black Box’ Pesawat Twin Otter PK-CDC Berhasil Ditemukan

'Black Box' Pesawat Twin Otter PK-CDC Berhasil Ditemukan
BLACK BOX | Tim Vertical Rescue dan KNKT berhasil menemukan dan mengevakuasi 'black box' Pesawat Twin Otter yang hilang kontak saat menuju Ilaga. (Foto: Muji/SP)

TIMIKA | Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang didukung Tim Vertical Rescue, pada Jumat (27/9), berhasil menemukan 'black box' (kotak hitam) Pesawat Twin Otter DHC6-400, dengan nomor registrasi PK-CDC yang hilang kontak pada 18 September 2019 dan jatuh di pegunungan pada wilayah Distrik Hoya, Mimika, Papua.

Komandan Lanud Yohanis Kapiyau, Letkol (Pnb) Sugeng Sugiharto mengatakan, KNKT yang didukung oleh Tim Vertical Rescue sudah melakukan pencarian dan berhasil menemukan 'black box'.

Pencarian 'black box' dilakukan mulai pukul 06.30 WIT. Dimana tim bergerak dari Bandara Mozes Kilangin menuju Ilaga dengan Pesawat PK CDJ. Kemudian dari Ilaga menuju lokasi menggunakan helikopter.

"Kurang lebih 2,5 jam tim berhasil menemukan 'black box'. Yang saat ini sudah diserahkan ke KNKT untuk ditindaklanjuti," kata Danlanud di UPBU Mozes Kilangin Timika, Jumat (27/9).

Ketua Tim KNKT, Chaerudin mengatakan, dengan ditemukannya 'black box' ini pihaknya mengucapkan terimakasih dan apresiasi terhadap Tim SAR dan pihak yang mendukung. 

Selanjutnya, terkait dengan 'black box' yang sudah ditemukan akan dibawa ke Jakarta untuk dianalisa dan diterjemahkan.

"Semoga dengan ditemukannya 'black box' ini kita bisa mengetahui penyebab jatuhnya Pesawat Twin Otter milik PT Carpendiem Aviasi Mandiri," terangnya.

Sementara Anggota Vertical Rescue, Deden Wahyudin menerangkan, posisi 'black box' berada di ekor belakang. Sehingga pihaknya harus membongkar bagian kanan ekor. Pembongkaran dengan menggunakan Kampak dan linggis. 

"Kurang lebih satu jam dilakukan pembongkaran. Selanjutnya di bawa ke Ilaga dan Timika," katanya.

Kendala dalam evakuasi 'black box' tersebut adalah cuaca yang dingin dan tebing yang curam. Sehingga membuat tim agak kesusahan dalam melakukan pembongkaran ekor pesawat.

Terlebih lagi ekor pesawat menggantung di pinggir tebing. Sehingga harus dilakukan pengikatan sebelum dilakukan pembongkaran

"Saat ambil 'black box' kami harus mengikat salah satu ujung, sehingga saat dilakukan pembongkaran tidak jatuh," terangnya.

Reporter: Mujiono
Editor: Aditra

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *