JAYAPURA | Warga Kampung Toware di Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, menangkap seekor buaya endemik Danau Sentani, di dekat pusat Kota Jayapura dan Bandara Sentani.
Peneliti dari Balai Arkeologi Papua Hari Suroto di mengatakan, timnya mendapati warga menangkap buaya tersebut ketika timnya meneliti hunian prasejarah di Danau Sentani bagian barat.
Warga tiba-tiba menemukan buaya yang juga dikenal dengan nama buaya Nugini (Crocodylus novaeguineae) itu saat sedang membersihkan saluran air di rawa-rawa sagu Kampung Toware
"Spesies buaya ini memiliki kebiasaan bersarang di tempat yang ternaung, seperti di dasar pohon sagu dan dekat dengan kubangan air," kata Hari di Jayapura, Kamis (3/10).
Menurut dia, sekali bertelur buaya Nugini betina bisa menghasilkan 27 sampai 45 telur.
Ia mengatakan, buaya Nugini biasanya memakan ikan, namun kadang juga memangsa avertebrata dan vertebrata air termasuk katak, ular, biawak, dan burung.
Hari juga menjelaskan, ciri-ciri buaya Nugini memiliki tengkorak dan leher bersisik kecil, perut bersisik lebar, punggung bergaris melintang gelap, dan ekor belang hitam.
"Buaya Nugini berkeliaran pada malam hari, jika ada berkas cahaya yang tepat mengenai matanya, seakan-akan mata itu memancarkan cahaya merah. Panjang total buaya Nugini bisa mencapai 3,3 meter," ujarnya.
Ia menjelaskan pula bahwa pada masa lalu masyarakat Sentani menggunakan tengkorak buaya Nugini untuk perhiasan rumah.
Buaya Nugini di Danau Sentani saat ini jarang dijumpai karena sebagian habitatnya sudah berubah menjadi permukiman.
"Selain di Danau Sentani, buaya Nugini juga terdapat di Sungai Sepik, Papua Nugini," katanya.
Sumber: Antara
Editor: Sevianto