Sejumlah Oknum di Timika Diduga Terlibat Penyalahgunaan BBM Industri

Sejumlah Oknum di Timika Diduga Terlibat Penyalahgunaan BBM Industri
TEMUKAN | Tim Disperindag Mimika temukan sebuah kontener diduga tempat penyimpan BBM hasil penyedotan dari tanki BBM, dibelakang belakang bengkel di KM 8, Timika. (Foto: Sevianto/SP)

TIMIKA | Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Mimika, Papua memastikan akan memproses hukum pelaku yang terlibat menyalahgunakan BBM untuk PLN setelah operasi tangkap tangan. 

Kepala Disperindag Mimika Bernadinus Songbes mengatakan, terdapat indikasi sejumlah pihak terlibat dalam praktek penyimpangan BBM yang disuplai untuk mesin pembangkit PLN Timika.

Pada Jumat (15/11) siang, Disperindag melakukan tangkap tangan ketika berlangsung proses penyedotan BBM jenis solar dari salah satu mobil tanki BBM di belakang sebuah bengkel di Kilometer 8, jalan poros Timika-Pomako. 

"Yang sudah pasti terlibat sekarang kami tangkap tangan yaitu sopirnya berinisial DS (33), tapi indikasinya ada orang lain yang terlibat," kata Songbes.

Menurut Songbes, dalam praktek ini tentu saja melibatkan penada atau penampung yang siap membeli BBM setelah disedot dari mobil tanki pengangkut BBM industri tersebut. 
 
"Mereka buka segel, langsung isi BBM di jerigen. Pernah mobil masuk hari itu ambil jerigen dan langsung bayar di tempat. Jadi gampang kita tahu siapa penada, bahkan sudah ada mukanya (dalam rekaman video)," bebernya. 

Selain penada, lanjut dia, juga ada indikasi oknum di Jober Pertamina Pomako yang terlibat. Modusnya, pengemudi menerima segel cadangan dari oknum tersebut untuk dipakai mengganti segel yang dibuka saat penyedotan. 

"Ini segel dibuka di tengah jalan. Berarti indikasinya bahwa tempat asal barang ini ada segel cadangan sudah diberikan. Dia bawa segel banyak sekali," kata Songbes. 

Tidak hanya itu, terdapat kejanggalan ketika pemindahan atau pengisian BBM ke tanki penampungan milik PNL Timika. Kekurangan volume BBM tidak ditemukan. 

"Seharusnya sampai di PLN ada alat untuk ukur besaran minyak sesuai data. Kenapa tinggal disedot begitu saja. Harusnya ketahuan bahwa BBM tersebut kurang," kata Songbes. 

Padahal, kata dia, adanya praktek penyimpangan tersebut ditengarai menjadi salah satu penyebab kelangkaan bahan bakar untuk mesin pembangkit PLN hingga berujung pemadaman listrik beberapa waktu lalu. 

"Listrik mati-mati trus itu gara-gara ini juga. Ini barang milik negara, dampaknya ke masyarakat. Kami serahkan ke polisi supaya mereka ungkap semua," ujarnya.

Songbes menduga praktek semacam ini sudah berlangsung lama. Tempat penyedotan di Kilometer 8 itu merupakan lokasi kedua setelah lokasi pertama sudah tidak beroperasi lagi. 

"Hasil penelusuran yang kami dapatkan, kami punya dokumen sejak bulan Agustus. Mereka sudah bermain. Semua ada bukti," katanya. 

Adapun data sementara Disperindag, setidaknya ada tiga mobil tanki penyuplai BBM industri yang terindikasi melakukan penyedotan di lokasi itu, masing-masing PT. Golden Bucket, PT. Putra Kali Mas, dan PT. Lintas Samudera. 

Setiap tanki berkapasitas 8.000 liter disedot minimal dua jerigen 25 liter, dan tanki 16.000 liter disedot 4-8 jerigen 25 liter. Jika rata-rata dalam sehari mereka sedot 100 liter, maka sebulan bisa mencapai 3.000 liter. 

Reporter: Sevianto
Editor: Aditra

 

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *