Ada Harapan untuk 6 Provinsi di Tanah Papua di Momen HUT Pekabaran Injil ke 168 Tahun

Penampilan tarian khas Papua yang saat perayaan HUT PI ke 168 tahun di Tanah Papua, Minggu (5/2/2023) di Kabupaten Mimika, Papua Tengah. (Foto: Kristin Rejang/Seputarpapua)
Penampilan tarian khas Papua yang saat perayaan HUT PI ke 168 tahun di Tanah Papua, Minggu (5/2/2023) di Kabupaten Mimika, Papua Tengah. (Foto: Kristin Rejang/Seputarpapua)

TIMIKA | Ketua Klasis Gereja Kristen Injili (GKI) Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Pendeta Junus M. Bonsapia menyematkan harapan untuk enam provinsi yang kini ada di Tanah Papua.

Hal itu disampaikan Pendeta Junus Bonsapia saat memberikan sambutan Badan Pekerja Sinode GKI di Tanah Papua dalam perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Pekabaran Injil (PI) di Kabupaten Mimika, Minggu (5/2/2023).

Ia mengatakan, Tanah Papua mulai dari Sorong (Republik Indonesia) hingga Samarai (Papua New Guinea) pernah dikuasai oleh tiga pemerintahan dari Eropa, yaitu Belanda, Jerman dan Inggris. Kemudiaan negara ke empat yang saat ini membangun pemerintahan adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) setelah Pepera tahun 1969.

Seiring waktu, Tanah Papua bertumbuh dari provinsi tunggal menjadi dua provinsi di era otonomi Papua. Bahkan, di era otonomi Papua jilid II ini, dan disaat merayakan HUT PI ke 168 tahun, Tanah Papua telah menjadi enam provinsi, yaitu Provinsi Papua, Papua Barat, Papua Selatan, Papua Tengah, Papua Pegunungan dan yang terbaru adalah Papua Barat Daya.

“Jumlah provinsi akan terus bertambah, akankan terjawab doa ke-3, doa di Kwawi oleh I.S Kijne, Bapa Pembaharuan Peradaban Bangsa Papua? Komitmen saat ini adalah meskipun Papua memiliki lima, enam, bahkan lebih (provinsi), tapi tetap satu. Utuh dan tidak goyah. Itu GKI di Tanah Papua tetap satu, utuh, kokoh selamanya,” katanya.

Ia juga mengatakan, perayaan ‘5 Februari’ akan menjadi tanda umat Kristen diberkati dengan damai, sehingga bisa mencapai masa depan dengan enam provinsi yang ada saat ini.

Karena itu, GKI sebagai mitra pemerintah, pemerintah enam provinsi di Tanah Papua diharapkan bijaksana untuk terus merayakan hari Injil bagi bangsa Papua di enam provinsi di Tanah Papua.

“Memang kita sadari bahwa gereja hanya memiliki suara kenabian, gereja sebagai suara penginjilan publik terbuka. Hanya suara kenabian yang boleh disuarakan dan disampaikan kepada mitra gereja yaitu pemerintah,” katanya.

Suara kenabian gereja pada momentum ‘5 Februari’ berkaitan dengan pembangunan. Yangmana pemerintah wajib berpihak kepada hak-hak dasar bangsa Papua.

“Sebagian sudah menikmati pembangunan, kami mengucapkan terimakasih. Sebagian muncul dalam bentuk-bentuk tertentu yang kemudian diberikan status separatis, kriminal bersenjata, teroris, OPM dan lainnya. Sebagai gereja, kami serukan agar mitra pemerintah, gereja dan para pihak, kita semua menggunakan pendekatan untuk penanganan yang lebih bermartabat, cerdas dan injili, yaitu pendekatan yang penuh kasih,” ujarnya.

Dengan hadirnya enam provinsi di Tanah Papua ia juga berharap pemerintah tidak menggunakan legalitas nama Negara dan Undang-undang untuk melegitimasi apapun tindakan pemerintah, baik oleh Kementerian Dalam Negeri atau pihak terkait lainnya. Salah satunya untuk mendatangkan Aparatur Sipil Negera (ASN) dari luar Papua, apalagi dengan alasan pemenuhan syarat jabatan dalam rangka percepatan dan kebutuhan menggerakkan roda pemerintahan pada enam pemerintahan provinsi di Tanah Papua.

“Untuk itu maka semua rekrutmen perlu mengedepankan keterbukaan dengan memperhatikan keberpihakan dan kepihakan hak-hak orang asli Papua,” katanya.

Otonomi khusus Papua wajib direncanakan partisipatif di Tanah Papua, bukan di Jakarta. Dimana semua pihak wajib terlibat untuk menyampaikan mimpi membangun Papua sesuai kebutuhan pembangunan di Tanah Papua.

“Gereja tidak menginginkan bahwa putra putri terbaik Papua setelah membuat perencanaan bersama, setelah membangun negerinya, tidak diberikan penghargaan. Tetapi banyak diantara para pejabat putra putri Papua setelah mengakhiri masa jabatan dan masa membangun berakhir tragis, penjara, rumah sakit, dan atau pusara,” ujarnya.

Dengan begitu, momentum 168 tahun Injil di Tanah Papua ia berharap semua jemaat terus hidup berdampingan bersama dengan gereja-gereja secara ekumenis.

“Bersama agama-agama secara inklusif dan bersama mitra gereja, yaitu pemerintah, adat dan paguyuban untuk tumbuh semakin solider, dewasa dan bermartabat dalam memperkokoh keumatan dan mengelola umat dan warga untuk hidup berdampingan dengan damai di Tanah Injil, Tanah Papua,” pungkasnya.

 

penulis : Kristin Rejang

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

JADWAL IMSAKIYAH KAB.MIMIKA
TANGGALIMSAKSUBUHZUHURASARMAGRIBISYA
28/03/202404:3104:4112:0115:1218:0319:11
29/03/202404:3004:4012:0115:1218:0219:11
30/03/202404:3004:4012:0015:1218:0219:10
31/03/202404:3004:4012:0015:1218:0219:10
01/04/202404:3004:4012:0015:1318:0119:10
02/04/202404:3004:4011:5915:1318:0119:09
03/04/202404:2904:3911:5915:1318:0019:09
04/04/202404:2904:3911:5915:1318:0019:08
05/04/202404:2904:3911:5915:1318:0019:08
06/04/202404:2904:3911:5815:1317:5919:08
07/04/202404:2904:3911:5815:1317:5919:07
08/04/202404:2804:3811:5815:1317:5819:07
09/04/202404:2804:3811:5715:1317:5819:07

KONTEN PROMOSI