Aktivis HAM Sebut Jokowi Tak Berniat Selesaikan Masalah Papua, Mengapa?

Jenazah Yonatan Renden, guru yang tewas tertembak di Beoga, Kabupaten Puncak dievakuasi ke Timika pada 10 April 2021.
Jenazah Yonatan Renden, guru yang tewas tertembak di Beoga, Kabupaten Puncak dievakuasi ke Timika pada 10 April 2021.

Ia menegaskan, kekerasan tidak akan pernah berakhir tanpa ada langkah-langkah kongkrit yang diambil oleh pemerintah atau pemimpin bangsa ini. Papua, menurutnya, benar-benar butuh sebuah kebijakan yang tepat untuk mengakhiri masalah kemanusiaan ini.

“Setiap masalah akan berakhir kalau ada kebijakan dari seorang pemimpin. Tetapi pemerintah tidak punya hati dan kepedulian terhadap penyelesaian persoalan di Papua, ini kan sangat aneh menurut saya,” ujarnya.

Hingga kini, lanjut Theo, orang asli Papua mau pun warga non Papua terus menjadi korban sebagai dampak gejolak keamanan antara TNI/Polri dengan TPNPB/OPM yang sepanjang waktu beradu senjata.

“Rakyat Papua adalah bagian dari warga negara, namun sepertinya tidak punya pemimpin dan merasa seperti kehilangan pemimpinnya,” sebut Theo.

Pemda Tak Bertaring

Theo mengatakan, pemerintah daerah sesungguhnya tidak punya taring dalam menyelesaikan persoalan konflik bersenjata di Papua. Pada hal, menurut dia, pemerintah daerah bisa saja menginisiasi pembentukan tim investigasi.

Kata Theo, dua guru yang meninggal setelah ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Beoga, Kabupaten Puncak, berstatus sebagai kontrak daerah. Karenanya, pemerintah daerah setempat punya tanggung jawab besar dalam mendorong keadilan terhadap korban.

“Hasil investigasi dapat dilaporkan secara resmi oleh pemerintah daerah kepada pemerintah pusat, dengan sejumlah rekomendasi. Pemerintah pusat mau terima laporan rekomendasi atau tidak itu persoalan kedua, tetapi dari sisi kemanusiaan pemerintah harus menyampaikan laporan itu,” katanya.

Dengan begitu, Theo meyakini akan ada langkah-langkah kongkrit yang bisa diambil oleh pemerintah pusat. Tidak lagi hanya dengan operasi militer, tetapi upaya dialog yang berwibawa dan bermartabat bisa ditempuh.

“Apabila pemerintah pusat tidak mengambil langkah-langkah kongkrit selain operasi militer, saya percaya bahwa korban warga sipil masyarakat orang asli Papua dan warga non Papua akan terus bertambah,” pungkasnya.

Reporter: Sevianto Pakiding
Editor: Misba

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *