Amnesty: Pembunuhan Tiga Orang di Puskesmas Bilogai Harus Diusut

Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia, Usman Hamid. (zoom - Dok/SP)
Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia, Usman Hamid. (zoom - Dok/SP)

Hamid menyarankan pemerintah seharusnya paham bahwa pendekatan keamanan tidak tepat untuk mengatasi persoalan di Papua. Penambahan pasukan di Papua hanya akan membuat warga semakin ketakutan dan memperburuk ketidakpercayaan mereka terhadap pemerintah.

Di samping itu, Ia minta DPR segera mengevaluasi pendekatan keamanan di Papua. DPR harus panggil pemerintah, termasuk TNI terkait penambahan pasukan selama beberapa tahun terakhir.

“DPR juga perlu memanggil kementerian lain guna menangani para pengungsi internal di Nduga, Timika, dan Intan Jaya,” katanya.

Amnesty menerima laporan bahwa pada 15 Februari, aparat TNI melakukan penyisiran di sekitar Kampung Mamba, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya untuk mencari pelaku penembakan anggota TNI yang terjadi pada pagi harinya.

Saat penyisiran tersebut, seorang pemuda bernama Janius Bagau tertembak di bagian lengan dan dievakuasi ke sebuah Puskesmas di Kampung Bilogai. Janius ditemani oleh dua pemuda lainnya, Justinus Bagau dan Soni Bagau.

“Pada malam harinya, menurut informasi, aparat TNI mendatangi Puskesmas tersebut dan terjadi konfrontasi yang berujung tewasnya Janius, Justinus, dan Soni,” sebut Hamid.

Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III Kolonel CZI IGN Suriastawa mengatakan, ketiga pemuda tersebut adalah anggota kelompok bersenjata yang berusaha merampas senjata aparat sehingga aparat mengambil tindakan tegas.

“Mereka menyerang dan berusaha merampas senjata dari aparat gabungan TNI-Polri yang berjaga di Puskesmas Sugapa. Dengan sigap, aparat melumpuhkan ketiga orang itu hingga tewas,” ujarnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *