Anak Sering Alami Malaria Bisa Menurunkan Tingkat Kecerdasan

KETERANGAN | dr Enny Kenangalem (kiri) dan Benediktus Angkus (kanan) saat memberikan keterangan pada awak media. (Foto: Muji/Seputarpapua)
KETERANGAN | dr Enny Kenangalem (kiri) dan Benediktus Angkus (kanan) saat memberikan keterangan pada awak media. (Foto: Muji/Seputarpapua)

dr. Enny menegaskan, memang saat ini ada obat malaria. Tetapi pihaknya tidak mengetahui obat ini bertahan berapa lama jika penderita malaria tidak patuh mengkonsumsi obat.

Lanjutnya, obat malaria yang diberikan ada dua jenis, yakni yang berwarna biru dengan dosis minum selama tiga hari. Serta primakuin berwarna cokelat dengan dosis minum selama 14 hari.

“Pemberian obat inipun tidak sembarangan, tapi disesuaikan dengan melihat berat badan. Sehingga diharapkan disiplin dalam meminum obat, agar tidak resistensi (ketidakefektifan obat terhadap penyakit),” terang dr Enny.

Sementara terkait fungsi obat, untuk obat biru membersihkan parasit di dalam darah secepat mungkin dan membuat kekebalan tubuh.

Sedangkan primakuin membunuh parasit dalam hati atau plasmodium vivax.

“Untuk di Mimika kasus memang menurun, tapi kita harus antisipasi terhadap malaria tersiana. Kalau tropika bisa diatasi. Tapi tersiana tidak, dan obat yang mematikan adalah primakuin yang diminum selama 14 hari. Ini dilakukan agar vivax di hati mati,” tuturnya.

“Karenanya harus patuh dan disiplin minum obat malaria,” ujarnya.

penulis : Mujiono
editor : Mish

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *