TIMIKA | Papua memiliki potensi kekayaan alam yang luar biasa, salah satunya anggrek yang tumbuh liar di hutan belantara.
Seiring dengan maraknya kolektor anggrek, permintaan tanaman hias khususnya anggrek semakin meningkat. Ini dibuktikan dengan semakin banyaknya lalu lintas komoditas tanaman hias melalui jalur udara.
Seperti terpantau di Bandara Mozes Kilangin, Rabu (10/2/2021), pejabat karantina melakukan pemeriksaan 10 batang bibit tanaman anggrek milik seorang pengusaha anggrek Asmat, Yohanes yang akan dikirim ke Kota Manado, Sulawesi Utara.
Dalam rilis yang diterima Seputapapua.com, Kamis (11/2/2021) Yohanes menuturkan, tanaman anggrek ini tumbuh liar di hutan Asmat, dimana dirinya biasa mengirimkan ke luar Papua lewat Timika.
Dijelaskan tanaman anggrek tersebut di luar Papua, harganya mahal.
“Wisatawan atau masyarakat luar yang berkunjung di Asmat menjadikan sebagai tanaman hias, karena memiliki daun dan bunga yang menarik dipandang mata,” kata Yohanes.
Agustina selaku pejabat karantina menjelaskan pihaknya melakukan pemeriksaan fisik, untuk menjamin tidak ditemukan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) pada bibit tanaman.
“Setelah sehat dan bebas OPTK, bibit tanaman tersebut dapat diterbangkan menuju Manado, setelah dilengkapi dengan Sertifikat Kesehatan Tumbuhan Antar Area (KT-12),” jelasnya.
Reporter: Kristin Rejang
Editor: Misba
- Tag :
- Anggrek,
- Hutan Asmat,
- Karantina
Tinggalkan Balasan