JAYAPURA | Penjabat (Pj) Wali Kota Jayapura Frans Pekey mengatakam tenda darurat yang didirikan di RSUD Dok 2 Jayapura sejak Selasa (3/1/2023) malam, karena ada kekhawatiran atas terjadinya gempa susulan yang masih intens hingga saat ini.
Tenda darurat ini, sambung Frans, dibangun oleh BPBD Kota Jayapura bersama BPBD Provinsi Papua dan pihak RSUD Dok 2, ditempatkan di pelataran rumah sakit untuk menampung pasien khususnya pasien anak-anak.
“Ya, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan dari dampak gempa susulan yang masih intens terjadi sejak Senin lalu. Mungkin ada kekhawatiran dari petugas medis, keluarga dan khususnya di pasien, sehingga kita mendirikan tenda darurat ini,” katanya saat meninjau tenda darurat di RSUD Dok 2 Jayapura, Rabu (4/1/2023).
Kendati dalam kondisi kekhawatiran atas teror gempa susulan ini, namun Mantan Kepala BKD Kota Jayapura ini berharap para petugas medis tetap memberikan pelayanan terbaik kepada pasien, baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan (tenda darurat).
“Saya juga minta perawat dan petugas medis tidak panik. Ya, waspada memang penting tetapi tidak boleh panik karena kalau panik tentu akan berpengaruh terhadap pelayanan medis kepada pasien,” harap Frans.
Menurut dia, informasi terkait bencana gempa bumi ini akan terus diupdate dari waktu ke waktu oleh instan berkompeten yaitu BMKG.
“Apalagi soal isu tsunami dan lain sebagainya, percayalah kepada informasi yang resmi dari BMKG. Lagipula ada syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam menginformasikan soal tsunami, seperti gempa di atas 6,5 SR, kemudian penurunan air laut yang juga cepat sekali, kecepatannya melebihi kecepatan. Jadi jangan percaya informasi yang tidak akurat dari pihak tidak berkompeten,” pinta Frans.
Menyoal keberadaan tenda darurat ini, kata Frans, tenda ini akan terus berdiri menyesuaikan kondisi gempa susulan yang terjadi.
“Mungkin tunggu kondisi alam benar-benar stabil,” ujarnya.
Lanjut Frans lagi, dari hasil peninjauan langsung ke BMKG, disebutkan selama tiga hari ini sudah terjadi 276 gempa susulan, dan yang dirasakan masyarakat sekitar 33 kali dan lebih dari itu tidak dirasakan.
“Dengan kejadian ini telah menunjukkan bahwa belum ada tren penurunan gempa susulan. Artinya, sewaktu-waktu bisa muncul sehingga masyarakat diminta tetap waspada dan siaga atas situasi yang tidak diinginkan terhadap dampak dari gempa susulan yang terjadi,” tandas Frans.
Tinggalkan Balasan