TIMIKA | Kapolres Mimika mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Pengamanan Obyek Vital Nasional (Pam Obvitnas) terkait aktivitas pendulangan tradisional di wilayah Banti dan sekitarnya, Distrik Tembagapura, Papua.
Hal demikian disampaikan Kapolres AKBP I Gusti Gde Era Adhinata lantaran adanya aksi dari sejumlah karyawan mama-mama Papua yang berasal dari Waa-Banti, mendatangi Pos 4 security lalu mengamuk.
Dalam aksi yang terjadi pada Minggu, 13 Desember 2020 itu, sejumlah mama-mama memaksa petugas security agar menutup gerbang akses Tembagapura menuju Waa-Banti dan sebaliknya.
Mereka mengatakan masyarakat asli Waa-Banti belum dikembalikan ke kampung halamannya, sementara menurut informasi yang mereka peroleh, sudah ada aktivitas di wilayah itu, termasuk aktivitas pendulangan secara tradisional.
Oleh karena itu, mereka berinisiatif mendatangi Pos 4 untuk menyampaikan agar akses masuk ke wilayah Waa-Banti ditutup.
“Kita tegaskan, kita akan bekerjasama dengan pengamanan obyek vital nasional terkait pendulangan yang di wilayah atas (Waa-Banti dan sekitarnya). Saya akan tertibkan,” kata Kapolres saat ditemui di Bandara Mozes Kilangin Timika, Papua, Senin (14/12).
Menurut Kapolres, ada aktivitas pendulangan di wilayah yang sempat terjadi konflik bersenjata tersebut, justru akan menimbulkan peristiwa serupa.
Oleh karena itu, ia berencana melakukan koordinasi dengan Pam Obvitnas yang menjaga wilayah itu agar aktivitas pendulangan bisa ditertibkan lagi.
“Itu sangat rawan sekali bagi kami, karena tentunya itu akan memancing terjadinya aksi-aksi atau kejadian seperti sebelumnya, terutama (kalau ada) masyarakat pendatang,” ujarnya.
Terkait pemulangan masyarakat Waa-Banti ke kampung halamannya, hingga berita ini ditayangkan, sedang dilakukan pertemuan di DPRD Mimika bersama Pemkab Mimika dan pihak TNI-Polri.
Reporter: Saldi
Editor: Aditra
Tinggalkan Balasan