Pada Sabtu 19 September, Pdt. Yeremia bersama istri pergi ke kandang untuk memberi makan ternak babi mereka. Setelah dekat dengan kandang babi, mereka sempat berjumpa dengan anggota TNI.
Anggota TNI bertanya: “bapak dengan mama mau kemana. Mereka jawab mau pergi kasih makan babi. Jadi ada semacam kecurigaan dari anggota TNI bahwa apakah mau kasih makan babi atau OPM/KKB,” kata Petrus.
Almarhum Pdt. Yeremia ketika itu berulang kali menegaskan bahwa mereka benar-benar hendak memberi makan ternak babi. Setelah itu, mereka kemudian beralu menuju kandang babi.
Tak berselang lama setelah memberi makan ternak babi, istrinya lalu mengajak Pdt. Yeremia untuk segera pulang karena melihat situasi kurang kondusif.
“Istrinya bilang, ini hari sudah malam, situasi juga kurang baik, kita pulang sudah. Tapi beliau bilang, mama duluan sudah. Saya ada bakar ubi jadi nanti saya makan dulu baru ikut dari belakang,” kata Petrus.
Begitu pulang ke rumah, sekitar pukul 18.15 WIT istri Pdt. Yeremia mendengar bunyi tembakan dari arah kandang babi yang tidak begitu jauh dari rumah mereka.
“Mama lalu memberitahukan ini kepada beberapa teman pendeta, katanya: ini bunyi tembakan jangan sampai bapak ditembak,” ujar Petrus menirukan keterangan istri Yeremia.
Pendeta-pendeta itu kemudian menegur istri Yeremia dan mengatakan bahwa “ini hari sudah gelap, sudah malam, kenapa bapak dengan mama berani pergi kasih makan ternak babi. Situasi juga kurang bagus”.
Tinggalkan Balasan