Bernilai Ekonomis, Kesadaran Masyarakat Mimika Tinggi Akan Kesehatan Hewan

Ilustrasi
Ilustrasi (Foto: Freepik.com)

TIMIKA | Kesadaran Masyarakat Mimika, Provinsi Papua Tengah terkait kesehatan hewan, dinilai cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya panggilan konsultasi dan pemberian obat yang diterima Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Kabupaten Mimika.

Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Kabupaten Mimika, drh. Bakti Erma Surfani, mengatakan Puskeswan Mimika memberikan pelayanan kesehatan bagi tiga jenis hewan, yakni hewan ternak, hewan kesayangan, dan endemik asli Papua.

Erma menjelaskan, pemilik hewan ternak di Mimika menurutnya sudah memiliki kesadaran yang tinggi akan kesehatan ternaknya.

“Ternak andalan masyarakat Mimika itu, babi dan ayam petelur, kemudian sapi dan kambing,” ungkapnya.

Ternak ayam menjadi unggulan, sebab Mimika sudah mencapai tahapan swasembada telur.

Kemudian ternak babi, karena babi sendiri telah menjadi bagian dari adat masyarakat Papua. Contohnya prosesi adat barapen atau bakar batu.

“Hewan ternak ini sifatnya ekonomis, jadi pasti kesadarannya tinggi. Kalau babi-nya sakit, mereka pergi (konsultasi), kalau sampai (babi) mati pasti rugi,” jelasnya.

Erma melanjutkan, khusus peternak unggas di Mimika, memiliki tindakan preventif untuk kesehatan ternaknya. Namun tetap meminta pemeriksaan jika ternak mengalami mati massal.

“Rata-rata biasanya kalau unggas sakit mereka tidak panggil (petugas kesehatan hewan), tapi mereka sudah mempunyai program preventif pencegahan. Ayam yang sudah mengalami rekayasa genetik akan ada proses dan tahapannya sendiri, jadi para peternak ini lebih mandiri karena sudah paham urus ternaknya,” katanya.

“Untuk penyakit, satu-satu saja (peternak) yang datang, misalnya tiba-tiba (ayam) ternaknya mati banyak, itu kita juga waspada dan langsung ambil sampel, kita kasih solusi supaya tidak menyebar luas lagi,” lanjutnya.

Selain itu, Erma juga menjelaskan penyakit yang biasanya muncul pada hewan ternak umumnya cacingan, karena para peternak terlambat memberikan obat cacing, dan biasanya penyakit itu berdampak pada hewan babi, sapi, dan kambing.

Penyakit lain seperti gejala gatal-gatal juga terjadi pada hewan babi dan sapi. Sedangkan unggas, kata dia, sangat jarang terkena penyakit, lantaran para peternak sudah memahami pencegahan yang perlu diakukan.

Sementara itu untuk hewan kesayangan seperti anjing dan kucing, sudah banyak masyarakat Mimika yang peduli tapi masih banyak juga yang belum mengerti dengan penyakit-penyakit yang harus ditangani.

Sedangkan hewan eksotis atau hewan endemik asli Papua yang ditangani merupakan hewan yang sudah hidup bersama di lingkungan manusia.

Hewan eksotis tersebut dilakukan pemeriksaan saat didapatkan dari masyarakat, atau hasil penyitaan yang dilakukan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang akan dilepasliarkan.

“Hewan eksotis itu sudah tinggal bersama dengan manusia jadi makannya sudah tidak alami dan tinggal lingkungan yang mungkin masyarakat ternak unggas lain jadi ada penyakit yang tertular disitu,” ucapnya.

penulis : Charlan Biru

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *