TIMIKA | Klinik Utikini Baru yang dihibahkan dari PT.Freeport Indonesia (PTFI) kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Mimika yang beralamat di SP12, Kampung Utikini Baru, Distrik Kuala Kencana akan dioperasikan menjadi 24 jam pelayanan.
Seiring dengan pengoperasian tersebut, PT Freeport juga akan memberikan bantuan satu unit kendaraan ICU yang akan digunakan untuk mobilisasi pasien yang membutuhkan perawatan lebih intens.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Papua Reynold Ubra menjelaskan pihaknya saat ini masih menunggu serah terima kendaraan.
“Kami sedang menunggu pihak Freeport menyerahkan kendaraan itu untuk Klinik Utikini SP12. Kendaraannya sudah ada tinggal diserahkan. Kita juga akan membuka pelayanan 1×24 jam disana,” jelas Reynold Ubra, Rabu (5/1/2022).
Dengan pengoperasian selama 24 jam, Reynold mengatakan otomatis pihaknya pasti akan menambah tenaga medis.
Dimana saat ini sebagian besar tenaga medis adalah dari PTFI, sementara dari Pemda hanya lima tenaga kesehatan terdiri dari Dokter, Perawat dan Bidan.
Dikatakan untuk menambah tenaga kesehatan memang tidak mudah dan harus ada penghitungan rasionya.
“Kita hitung shift-shiftnya, kalau satu shift 10 orang berarti 5 shift sekitar 50 orang nah penambahan tenaga kesehatan tidak bisa disamakan dengan tenaga guru atau umum lainnya,” jelasnya.
Reynold mengatakan, ada skenario menghitung rasio berapa banyak tenaga kesehatan, misalnya fasilitas kesehatan tingkat pratama seperti Puskesmas dari sisi jenis minimal harus ada 9 jenis tenaga kesehatan yang ada yakni dokter umum, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga laboratorium, tenaga sanitasi, gizi, farmasi dan tenaga administrasi kesehatan.
Konsep kebutuhan tenaga juga dikarenakan Pemda Mimika juga sudah menjaminkan semua penduduknya untuk menjadi peserta jaminan kesehatan.
Dimana rasionya adalah satu dokter berbanding terhadap 7000 peserta BPJS.
Diantara Satu dokter harus ada 8 perawat, 7 bidan kemudian minimal ada 3 farmasi.
Sementara untuk di daerah terpencil, penduduknya sedikit rata-rata sekitar 1000, sehingga dokternya cukup satu orang.
“Tapi kami senang bahwa sudah ada SK bupati tentang tenaga honorer, dimana kami akan membuat telaah untuk menambah (tenaga kesehatan di Klinik Utikini),” pungkasnya.
Tinggalkan Balasan