BPBD: Tim Ahli Freeport Sebut Ada Tujuh Titik Rawan Longsor di Banti

Tim ahli PT Freeport Indonesia bersama Kepala BPBD Mimika Mozes Yarangga dan Kadis PUPR Mimika Robert Mayaut di Banti, Distrik Tembagapura. (Foto: Corcomm PTFI)
Tim ahli PT Freeport Indonesia bersama Kepala BPBD Mimika Mozes Yarangga dan Kadis PUPR Mimika Robert Mayaut di Banti, Distrik Tembagapura. (Foto: Corcomm PTFI)

TIMIKA, Seputarpapua.com | Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mimika, Mozes Yarangga mengatakan, ada tujuh rawan longsor di Kampung Banti, Distrik Tembagapura.

Meski tidak menjelaskan secara rinci titk rawan longsor, namun Mozes mengatakan, apa yang disampaikan sesuai dengan pernyataan dari tim ahli PT Freeport Indonesia.

“Menurut penyampaian dari presentasi Pak Muji (ahli PT Freeport) ada 7 titik rawan longsor di sekitar Wilayah Banti, sehingga perlu dilakukan sosialisasi terkait rawan longsor di lokasi tersebut,” katanya di Rimba Papua Hotel, Sabtu (6/7/3024).

Untuk itu, pihaknya bersama Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) melakukan monitoring lokasi rawan bencana longsor di Kampung Banti, Distrik Tembagapura, Jumat 5 Juli 2024.

Dalam kunjungan, kedua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) didampingi oleh tim PT Freeport Indonesia (PTFI). Dalam kunjungan, pihaknya juga memberikan sosialisasi mengenai bahaya longsor kepada masyarakat.

“Memang kita lihat situasi dan kondisi di areal Banti ini daerahnya terjal jadi ketika hujan pasti mudah sekali untuk longsor sehingga kami dari BPBD tugasnya adalah memberikan informasi lebih awal atau sosialisasi dan mitigasi sebelum bencana terjadi,” ungkapnya.

Sosialisasi dilakukan agar masyarakat terhindar dari bencana sebab di lokasi selain masyarakat asli Banti, banyak masyarakat non Papua yang melakukan aktifitas pendulangan.

“Takutnya suatu saat terjadi (longsor), apalagi bulan-bulan ini kan Mei sampai sekarang (Juni) hujannya luar biasa,” katanya.

Selain itu, menurut rencana akan ada dua petugasnya ditempatkan di wilayah tersebut guna membantu monitoring dan mitigasi bencana alam, juga akan memasang rambu-rambu bahaya longsor di lokasi tersebut.

Advertisements

“Kita akan pasang rambu-rambu, tetapi kan masyarakat perlu sosialisasi lagi dan pendekatan agar mengerti, jangan sampai kita bawa rambu-rambu mereka mempertanyakan itu untuk apa atau seperti apa,” ungkapnya.

Moses menyebutkan adanya pembukaan perkebunan yang dilakukan oleh masyarakat non Papua di sekitar lereng-lereng meningkatkan kemungkinan terjadinya longsor.

“Di situ kan (wilayah sekitar bantaran sungai Banti dan lereng) mereka berkebun atau membuka lahan dan kita harus mengingatkan mereka,” katanya.

Setelah melakukan kunjungan dan peninjauan lokasi pihaknya akan melaporkan hasilnya kepada Plt Bupati Mimika Johannes Rettob untuk selanjutnya langkah apa yang akan dilakukan Pemkab Mimika, bersama dengan pihak terkait lain.

penulis : Fachruddin Aji
editor : Iba

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan