ASMAT | Festival Asmat Pokman (FAP) ke 36 tahun resmi dibuka oleh Bupati Asmat, Papua Selatan Elisa Kambu di Lapangan Yos Soedarso, Kota Agats, Sabtu (7/10/2023).
Festival yang diikuti ratusan seniman ini mengusung tema melestarikan seni budaya Asmat dan merawat alam sebagai potensi wisata Nusantara dalam membangun ekonomi kreatif.
Hadir dalam pembukaan FAP, Uskup keuskupan Agats, Mgr. Aloysius Murwito, OFM, Staf ahli Menparekraf Resto Krisna Kusuma, Asisten I Provinsi Papua Selatan, Dansatgas 125 Sembisa, Kapolres Asmat, Perwira Penghubung Dandim 1707 Merauke untuk Asmat, para pimpinan OPD Pemkab Asmat dan Forkopimda Papua Selatan.
Ketua Panitia FAP 36, RD Innocentius Rettobjaan mengatakan tujuan diadakan FAP ini ialah untuk meningkatkan pengelola pariwisata Asmat sebagai salah tujuan wisata di Papua dan menjalin persaudaraan antara suku Asmat dan suku-suku lain di Kabupaten Asmat.
Festival yang terselenggara atas kerjasama keuskupan Agats dan Pemkab Asmat ini diikuti 567 seniman dan akan berlangsung sampai 11 Oktober 2023.
Bupati Asmat Elisa Kambu dalam sambutannya meminta semua orang untuk terus mendoakan para tokoh atau deklarator penyelenggara Festival Asmat Pokman, mulai dari Erick Sarkol, Yuvensius Biakai, Abraham Koroaib dan Uskup Keuskupan Agats yang pertama.
“Dan untuk pihak gereja Katolik yang telah berjuang untuk terus melestarikan dan menyemangati kita semua untuk tetap melestarikan seni budaya Asmat,” kata Bupati.
Bupati Asmat Elisa Kambu melempar abu ke para pengukir pada pembukaan Festival Asmat Pokman ke 36 tahun 2023. (Foto: Anya Fatma/Seputarpapua)
Sampai saat ini, pemerintah, keuskupan dan masyarakat Asmat tetap konsisten mewarisi, melanjutkan dan mempertahankan jati diri budaya Asmat.
“Menari, mendayung, mengukir dan menganyam, itulah yang membedakan Asmat dengan saudara kita di belahan Papua lain, di belahan Papua selatan yang lain dan di belahan dunia yang lain,” katanya.
Masyarakat Asmat harus berbangga, di tengah era globalisasi dan arus perubahan yang terjadi saat ini, jati diri orang Asmt masih terus dipertahankan dengan cinta dan akan terus dilestarikan.
Masyarakat yang datang dari pelosok-pelosok Asmat untuk mengikuti pesta budaya ini, harus bersenang-senang, bergembira, penuh suka cita dan dijauhkan dari kebencian dan pertengkaran.
“Saya mengajak kita semua untuk ada di tempat ini selama lima hari kedepan untuk menciptakan suasana kedamaian, kehidupan berdampingan saling menghargai, mengakui dan menerima satu dengan yang lain. Bersama wujudkan itu dalam seluruh prosesi sampai festival berakhir,” katanya.
“Pastikan tempat ini aman, Asmat harus aman, Papua Selatan harus aman supaya banyak orang mau datang ke sini. Kalau aman banyak orang ingin datang menaruh investasi di sini membuka akses ekonomi untuk rakyat kita agar bisa menikmati kesejahteraan,“ tambahnya.
Festival Asmat Pokman adalah bentuk perhatian gereja Katolik terhada seni budaya Asmat, festival ini sejak awal diadakan 36 tahun lalu dibuat dalam bentuk lomba mengukir, kemudian berganti nama menjadi Pesta Budaya dan sejak tahun 2019 sampai sekarang disebut Festival Asmat Pokman.
Tinggalkan Balasan
Anda Harus Login untuk berkomentar. Belum Punya Akun ? Daftar Gratis