Cegah Malaria, Dinkes Berikan Pelatihan Peningkatan Pemetaan Daerah Reseptif Malaria

pelatihan peningkatan pemetaan daerah reseptif malaria oleh Dinkes Mimika
Suasana pelatihan peningkatan pemetaan daerah reseptif malaria oleh Dinkes Mimika, Rabu (24/5/2023).Foto: Fachruddin Aji/Seputarpapua

TIMIKA | Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mimika memberikan pelatihan peningkatan kapasitas pemetaaan daerah reseptif malaria tersebut kepada Pj Malaria dan petugas sanitarian di setiap Puskesmas yang ada di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, Rabu (24/5/2023).

Daerah reseptif adalah daerah yang cepat terjadi penularan malaria karena masih ditemukannya nyamuk Anopheles dalam jumlah besar, dan terdapat faktor-faktor ekologis dan iklim yang memudahkan penularan.

Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular (P2M), Kamaluddin, menyebutkan kalau pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan peserta agar dapat melakukan pemetaan daerah yang reseptif terhadap malaria.

“Mereka juga diharapkan bisa mengidentifiaksi jenis-jenis jentiknya kemudian tipe genangan airnya seperti apa termasuk intervensinya seperti apa,” paparnya saat ditemui disela kegiatan.

Kegiatan ini dilakukan 3 hari dan diikuti 60 peserta dari seluruh Puskesmas di Kabupaten Mimika.

“Hari pertama dan kedua pembekalan materi yang dilakukan hari ini sama besok, kemudian nanti hari Jumat akan praktek di Puskesmas Kamoro Jaya, Distrik Wania,” ucapnya.

Ia menjelaskan, pada saat praktek peserta akan memperagakan bagaimana mengambil dan membedakan jentik, dan membedakannya menggunakan mikroskop.

“Nanti peserta akan praktek intervensi genangan air yang cocok bagi jentik nyamuk seperti apa,” terangnya.

Kamaluddin menegaskan pelatihan yang dilakukan tidak hanya menambah pengetahuan, tetapi juga untuk dilaksanakan dan diterapkan.

“Tentunya harus diimpelentasikan, jadi tiap puskesmas diharapkan punya peta lokasi yang banyak jentik nyamuk penyebab malaria, kemudian jenis genangan nya, yang besar kecil, bisa ditimbun atau seperti apa itu dipetakan,” paparnya.

Usai pemetaan maka puskesmas harus bekerjasama dengan kampung atau distrik yang lokasinya mereka petakan untuk melakukan pencegahan atau intervensi terhadap apa yang sudah dipetakan.

“Jadi misalnya intervensi kampung nanti seperti apa? Apakah melaksanakan Jumat bersih? Atau bekerjasama menggalirkan genangan air, atau dari dana desa bisa melakukan penimbunan supaya jentiknya habis, malarianya bisa turun,” ungkapnya.

Menurut data, terdapat 15 kampung di Mimika yang angka malarianya tinggi, kebanyakan di wilayah kota.

“Faktornya kenapa tinggi? karena masyarakat banyak di kota, kemudian lingkungan nya dan masih banyak juga masyarakat yang keluar malam, ada juga yang sudah dapat kelambu tidak dipakai, genangan air juga banyak di kota,” tutupnya.

penulis : Fachruddin Aji

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *