Sehingga, menurut dia, orang dari luar bisa lebih dekat dan tidak langsung menjustifikasi Papua tanpa mendengar langsung dari orang Papua di tanah Papua.
“Saya berusaha untuk cerita kepada mereka bahwa orang Papua itu sebenarnya orang yang sangat baik. Kalau saya di bidang-bidang lain, saya tidak bisa jadi penyambung atau bisa bercerita buat promosi Papua. Setidaknya satu atau dua orang dari 33 Provinsi bisa dengar cerita dari saya lalu jadi penyambung lidah untuk saudara-saudari mereka di daerah asalnya,” tutur Naomi.
Ia tak menampik bahwa setiap hari menjadi pusat perhatian banyak orang karena menjadi seorang sopir Bus yang menurut kebanyakan orang profesi tersebut sangat langka untuk wanita.
“Ada yang tunjuk-tunjuk baru bilang, eh itu perempuan, itu perempuan, macam waktu bus baru datang, saya sengaja ditaro di paling depan, jadi orang heboh ada bus PON sudah tiba. Tapi tambah heboh lagi pas masyarakat lihat perempuan yang bawa busnya, mereka tepuk tangan bukan karena busnya tapi karena sopir perempuan,” cerita Naomi sambil tertawa.
Pengalaman Naomi dalam mengendarai mobil sudah cukup matang karena waktu di Mappi ia sering mengendarai mobil Triton.
“Memang orang bilang saya itu seperti laki-laki kerjanya tapi yah saya rasa itu satu kepuasan untuk saya dan saya senang jalani itu, bukan terpaksa,” kata Naomi.
Pesan Naomi Untuk Perempuan Papua
Naomi menjadi driver bus bukan karena ingin mendapatkan banyak uang, namun ia ingin menunjukan bahwa perempuan Papua juga bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan yang berat.
- Tag :
- Feature,
- Feature Inspiratif,
- Perempuan Papua,
- PON XX
Tinggalkan Balasan