TIMIKA | Lebaran adalah momen untuk bersilahturahmi dan berkumpul bersama keluarga.
Namun momen berkumpul bersama keluarga di Kampung tidak pernah dirasakan oleh beberapa orang yang merupakan transmigran. Mereka tidak pernah merasakan momen lebaran di kampung halamannya, dan sudah puluhan tahun tinggal di Timika, Papua.
Ismi (45) dan suaminya, Sarjiono (46), pasangan yang sudah tinggal di Timika selama 21 tahun ini mengaku tidak pernah pulang ke kampung halamannya di Yogyakarta meskipun momen lebaran.
“Sudah 21 tahun, sejak ikut program transmigrasi tahun 2000, waktu itu anak saya baru satu, sekarang sudah tiga,” kata Ismi kepada Seputarpapua.com, Rabu (12/5/2021) di kediamannya di Kampung Bhintuka SP-13, Distrik Iwaka.
Ia bercerita waktu itu bersama suami tidak menyangka bisa mendaftarkan program transmigrasi ke Timika.
“Awalnya mendaftar di Sulawesi, tapi gagal jadi kami daftar lagi ke Timika,” ucapnya.
Ia mengaku sangat merindukan keluarga, apa lagi kedua orang tuanya yang hingga kini masih sehat dan tinggal di kampung halamannya yakni Sleman, Yogjakarta.
“Lebaran mau pulang terlalu banyak biaya sementara pekerjaan suami juga terbatas, kadang rindu sekali mau pulang, sampai nangis juga, cuman bisa obati dengan telfon atau video call,” ujarnya.
- Tag :
- Idul fitri,
- Perantau,
- Transmigran
Tinggalkan Balasan
Anda Harus Login untuk berkomentar. Belum Punya Akun ? Daftar Gratis