Ismi bukan saja berjauhan dengan orang tuanya, namun juga dengan anak pertamanya yang saat ini sedang berada di Kalimantan. Hal itu tentu menambah kerinduan dari Ismi.
“Sudah berapa tahun ini, lebaran selalu tidak ketemu,” ungkapnya.
Namun, Ismi dan suami mengaku selalu bahagia karena dikelilingi oleh para tetangga yang menurut mereka sudah menjadi keluarga terdekat saat ini.
“Lebaran di sini tentu berbeda dengan di kampung saya. Yah tentu rindu keluarga, tapi hati tetap rasa senang karena banyak teman saudara. Jadi tetanggaku itu saudaraku sekarang,” ucapnya.
Lainnya adalah Wiriadi yang sudah paruh baya berusia sekitar 70 tahun.
Wiriadi terhitung sejak tahun 1995 hingga kini tidak pernah pulang ke kampung halamannya.
Bahkan anak-anaknya sudah berkeluarga dan tinggal menetap di Timika.
Wiriardi sudah 26 tahun tinggal di Timika, tepatnya di Kampung Mulia Kencana SP-7.
Wiriardi pun datang ke Timika dengan mengikuti program Transmigrasi tahun 1995.
“Saya tidak kepikiran untuk pulang kampung lagi, sudah nyaman di sini, anak-anak juga sudah besar dan semua tinggalnya di sini,” kata Mbah Wir, sapaan yang sering dipanggil oleh masyarakat SP-7 jika bertemu ataupun berbelanja di kios miliknya.
- Tag :
- Idul fitri,
- Perantau,
- Transmigran
Tinggalkan Balasan
Anda Harus Login untuk berkomentar. Belum Punya Akun ? Daftar Gratis