Lanjut Claus, jika menggunakan pipa untuk mengalirkan tailing ke laut dalam itu dipilih, maka laut disebalah selatan Mimika ini bukan termasuk laut dalam.
Sementara, tailing Freeport sekarang ini menggunakan aliran sungai, dan telah melalui kajian.
“Termasuk pilihan menggunakan sungai untuk mengendapkan tailing di dataran rendah, dan itu berdasarkan kajian dari banyak aspek. Dan ini dikelola secara konsisten dan berkelanjutan selama puluhan tahun ini,” ujar Claus.
Claus memastikan, pihaknya secara rutin mengambil sampel tailing untuk mengukur semua proses dan kandungannya. Mulai dari kandungan geofisika, kimiawi, dan lingkungan hidup.
“Semua penelitian atau pengambilan sampel itu dilakukan serta dikelola secara konsisten dan berkelanjutan selama puluhan tahun. Dan dilaporkan secara berkelanjutan ke pemerintah selaku regulator,” tutur Claus.
Claus mengakui, kenapa selama ini tailing ini disebut B3, dikarenakan volume tailing yang dihasilkan dari proses pertambangan di PTFI sangat banyak, bukan karena kandungannya.
“Jadi disini perlu disampaikan bahwa proses yang digunakan untuk pertambangan ini tidak ada menggunakan B3, misalnya mercury. Hal ini secara konsisten kami lakukan,” tegas Claus.
Untuk itu, kata Claus, pihaknya berjuang dan menyakinkan kepada semua pihak bahwa tailing aman digunakan.
Tinggalkan Balasan