ILAGA | Warga Kabupaten Puncak, Papua kembali gembira, lantaran hasil kebun mereka berupa sayur mayur dan buah-buahan segar tanpa pupuk mulai dibeli oleh Pemerintah Kabupaten Puncak di masa pandemi Covid-19.
Padahal selama ini mereka kesulitan untuk menjual hasil kebunnya karena pembatasan sosial, membuat pasar-pasar menjadi sunyi.
Pemerintah Kabupaten Puncak Papua, melalui Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Disnakerperindagkop) bekerja sama dengan BUMD Puncak Papua Mandiri, dengan bantuan dana Otsus 2020 membeli hasil kebun masyarakat.
Kegiatan pembelian hasil kebun masyarakat ini, dihadiri oleh Sekda Puncak Papua, Abraham Bisay, mewakili Bupati Puncak, serta Kepala Disnakerperindagkop Naftali Hagawal dan pimpinan BUMD Puncak Papua Mandiri, dan beberapa pimpinan OPD, dan kepala distrik, serta masyarakat, di halaman Kantor Distrik Ilaga, Ilaga, Rabu (21/10).
Program pembelian sayur mayur ini merupakan salah satu program unggulan Bupati Puncak Papua Willem Wandik dan wakil Bupati Pelinus Balinal, yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2019 lalu menggunakan dana Otsus.
Tujuannya, agar masyarakat memiliki penghasilan, apalagi di saat kondisi virus corona seperti ini dimana hasil kebun dari masyarakat berlimpah, namun masyarakat kesulitan di pemasaran, sehingga pemerintah berkewajiban untuk membantu masyarakat.

Kadisnakerperindagkop Naftali Hagawal mengatakan, program pembelian sayur untuk tahun 2020, pihaknya sudah mengatur jadwal secara baik, dimana akan jadwal khusus pembelian sayur mayur ini akan dibeli dari warga masyarakat diawali di dua Distrik terlebih dahulu,yaitu Distrik Beoga dan ilaga.
Dalam satu minggu akan tiga kali dibeli oleh masyarakat juga tiga kali dalam jadwal pengangkutan menggunakan pesawat ke Kabupaten Mimika, sebagai daerah pasaran.
Sesuai dengan jadwal yang dikeluarkan dari BUMD Puncak Papua mandiri, dimana jadwal pembelian komoditi hasil bumi dari masyarakat untuk wilayah Ilaga, ditetapkan tiga hari, yaitu Senin, Rabu dan Kamis.
Sementara Distrik Beoga jadwal pembelian, yaitu Selasa, Jumat, dan Sabtu.
Sedangkan jadwal angkutan menggunakan pesawat menuju Timika, yaitu Distrik Ilaga Selasa, Kamis dan Jumat, sementara angkutan di Distrik Beoga ke Timika, yaitu Senin, Rabu dan Sabtu.
“Kita sudah atur jadwal, pesawat akan angkut dalam satu minggu tiga kali dari Beoga ke Timika dan dari Ilaga ke Timika. Kita kerja sama dengan BUMD Puncak dan beberapa perusahan penerbangan yang selama ini melayani penerbangan di Kabupaten Puncak, semacam tanggungjawab sosial kepada masyarakat,” ungkapnya.
Lanjut Naftali, program ini dibiayai dengan dana Otsus 2020, untuk Distrik ilaga akan ada Rp1 Miliar yang digunakan membeli komoditi kebun dari masyarakat, karena di Ilaga ada beberapa Distrik, diantaranya Gome, Ilaga Utara.
Sementara di Distrik Beoga akan berputar dana sebesar Rp700 juta.
Kata Naftali, program ini juga secara tidak langsung mengajak masyarakat Puncak untuk kembali ke budaya berkebun, karena sumber utama di Kabupaten Puncak, lebih pada hasil kebun.
Sementara itu dari pihak BUMD Puncak Papua Mandiri, Kartika Dewi mengatakan, pihaknya akan membeli komoditi hasil bumi dari masyarakat di Kabupaten Puncak, dalam hitungan kilogram.
Selanjutnya hasil kebun ini akan dipasarkan sementara di wilayah Timika, dipasar, dan hotel, harga jualnya akan disamakan dengan harga pasar di Kabupaten Mimika.
“Yang utama dari kegiatan ini lebih pada tanggungjawab corporate social responsibility (CSR) atau tanggungjawab social namun ada sistem bisnisnya juga,” ujarnya.
Reporter: Fnd
Editor: Aditra
- Tag :
- Hasil Kebun,
- Kabupaten Puncak,
- Willem Wandik
Tinggalkan Balasan